Jakarta (Lampost.co)—Federasi Sepak Bola Tiongkok (CFA) telah menunjuk Qingdao Youth Football Stadium sebagai venue laga Timnas Tiongkok melawan Timnas Indonesia. Pemilihan venue tersebut ramai menjadi perbincangan, khususnya netizen Indonesia.
Bukan tanpa alasan, pemilihan stadion yang berada di Provinsi Qingdao dan jauh dari Ibu Kota Beijing itu sebagai siasat licik CFA untuk mengalahkan Timnas Indonesia pada matchday ke-4 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Berikut ini fakta-fakta Qingdao Youth Football Stadium yang menjadi kandang Tiongkok saat melawan Indonesia pada 15 Oktober 2024:
1. Stadion Baru
Mengutip stadiumdb.com, Qingdao Youth Football Stadium ini merupakan stadion baru yang dibangun untuk Piala Asia 2023. Kota Qingdao merupakan kota terbesar di Provinsi Shandong masuk 10 kota yang akan menggelar pertandingan.
Qingdao Youth Football Stadium ini berlokasi sekitar 25 km di utara pusat kota, dekat Bandara Qingdao Liuting. Pembangunan stadion ini sejak 2020 dan peresmiannya pada 25 April 2023.
Qingdao Youth Football Stadium mempunyai kapasitas 50 ribu penonton. Saat ini stadion ini menjadi markas klub Qingdao Hainiu FC di Chinese Super League.
2. Lokasinya Jauh
Letak Qingdao Youth Football Stadium yang berada di Provinsi Qingdao ini sangat jauh dari Ibu Kota Beijing. Bagi Timnas Indonesia apabila menggunakan komersial akan menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan karena tidak ada penerbang langsung dari Bahrain ke Qingdao.
Timnas Indonesia harus turun di Beijing lebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalanan dengan waktu tempuh hampir 7 jam ke Qingdao.
Namun, hal tersebut kini bukan menjadi masalah karena PSSI akan mencarter pesawat dari Bahrain ke Tiongkok. Demikan pernyataan Ketua PSSI Erick Thohir.
Erick mengatakan tujuan mencarter pesawat ini untuk menghemat tenaga pemain yang akan menempuh perjalanan panjang. “Nah memang untuk pesawat, kami akan mencarter yang dari Bahrain ke Tiongkok karena memang tidak mungkin mereka harus menempuh dari Bahrain ke Doha, Doha ke Hong Kong, Hong Kong ke Beijing, terus naik ke enam jam ya tentu waktunya berpuluh-puluh jam itu. Lelah, kasihan,” kata Erich mengutip Antara, Selasa (8/10/2024).