Jakarta (Lampost.co)—Penyerang sekaligus kapten tim Inter Milan, Lautaro Martinez menyindir Hakan Calhanoglu. Situasi itu terjadi usai Inter Milan angkat koper dari ajang Piala Dunia Antarklub 2025.
Poin penting:
- Kapten tim Inter Milan, Lautaro Martinez, meradang usai timnya tersingkir dari Piala Dunia Antarklub 2025
- Kegagalan itu membuat Inter Milan tanpa gelar
- Penyerang Timnas Argentina itu turut menyoroti performa rekan setimnya di Inter Milan
Inter Milan harus mengakui keunggulan Fluminense pada babak 16 besar. Klub yang berhasil mencapai final Liga Champions kemarin, harus tunduk dengan skor 0-2 di Bank of America Stadium, Selasa (1/7/2025) dini hari.
Kekalahan tersebut makin memperkuat Nerazzurri tanpa memiliki pencapaian apa pun, mulai dari kegagalan meraih gelar domestik sampai Liga Champions. Martinez selaku kapten tim turut memberikan tanggapan dan rasa frustrasi kepada rekan setimnya.
Baca juga: Fluminese Singkirkan Inter Milan dari Piala Dunia Antarklub 2025
Melansir Football Italia, penyerang Timnas Argentina itu turut menyoroti performa rekan setimnya. Lautaro secara terang-terangan menyebut jika tidak ingin bertahan (di Inter), sebaiknya pergi.
“Pelatih memberikan dorongan yang kuat kepada kami, meskipun kami tersingkir dari kompetisi. Kami memiliki pesan yang jelas, siapa pun yang ingin bertahan harus bertahan, siapa pun yang tidak ingin tinggal di sini harus pergi. Kami mewakili klub yang penting dan harus bersaing untuk meraih target-target penting,” ujar Lautaro Martinez.
Komentar Lautaro justru memicu banyak perspektif yang mengarah kepada Hakan Calhanoglu. Pasalnya, gelandang asal Turki itu ingin segera hengkang menuju Galatasaray pada musim panas ini, walaupun kontrak sang pemain akan habis pada 2027. Pemain 31 tahun itu harus absen di Piala Dunia Antarklub 2025 akibat cedera.
Sempat ditanya kembali soal komentar yang mengarah kepada rekan setimnya, Lautaro sendiri ogah menyebut secara spesifik yang menyebut nama Calhanoglu. Dia hanya menegaskan jika Inter Milan saat ini harus fokus agar kembali bersaing di level teratas.
“Saya mengatakan secara umum. Ini musim yang panjang dan melelahkan, kami menyelesaikannya dengan tangan kosong. Itu pesan untuk semua. Untuk tetap berada di atas sana dan memperjuangkan gelar juara. Kami harus bersemangat, harus menjadi tim yang sama seperti saat meraih scudetto kedua. Kami harus membangun kembali dari sana.”
“Saya tidak akan menyebut namanya. Kami ada di sini untuk memberikan segalanya, namun saya melihat banyak hal yang tidak saya sukai. Saya kapten tim, saya adalah pemimpin tim, jadi saya harus bicara.”
“Pesannya jelas, mereka yang ingin bertahan dan terus menantang trofi-trofi penting yang bisa melakukannya. Jika tidak, ya selamat tinggal,” ujar Martinez.
