Bandar Lampung (Lampost.co) — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, terus menunjukkan komitmennya meningkatkan performa Timnas Indonesia dengan menggandeng empat pelatih baru. Pertemuan penting antara Erick dan pelatih Patrick Kluivert, Alex Pastoor, Denny Landzaat, serta Gerald Vanenburg digelar di Belanda, Selasa, 28 Januari 2025. Namun, di tengah optimisme menyambut masa depan Timnas Indonesia, sorotan fan justru mengarah pada kinerja Indra Sjafri bersama Timnas U-20 yang menuai kritik tajam.
Poin Penting:
-
Pertemuan Erick Thohir dengan empat pelatih baru Timnas Indonesia membahas persiapan melawan Australia dan Bahrain.
-
Erick optimistis persiapan matang dapat membawa hasil terbaik untuk Timnas Indonesia.
-
Fan Garuda menyoroti kinerja Indra Sjafri yang kurang memuaskan dalam persiapan Timnas U-20 menuju Piala Asia U-20 2025.
Pertemuan Strategis di Belanda
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @erickthohir, Erick mengungkapkan diskusi dengan keempat pelatih tersebut berfokus pada persiapan menghadapi dua laga penting melawan Australia dan Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
“Dengan persiapan yang matang, kita siap memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ujar Erick dalam keterangan unggahannya.
Baca juga: Kesiapan Timnas Indonesia U-20 Hadapi Piala Asia 2025 Munculkan Kekhawatiran
Keempat pelatih baru ini memiliki pengalaman melatih di liga-liga Eropa yang terkenal dengan kompetisi ketatnya. Patrick Kluivert, misalnya, adalah mantan striker legendaris asal Belanda yang memiliki pengalaman melatih di berbagai klub elite. Begitu juga Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg yang terkenal memiliki pendekatan taktis modern.
Dengan formasi tim pelatih yang solid, Erick optimistis Indonesia bisa tampil kompetitif di babak kualifikasi dan memberikan hasil yang membanggakan.
Fokus pada Persiapan Matang
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari rencana besar Erick membangun Timnas Indonesia yang lebih profesional. Langkah ini juga mencerminkan upaya Erick memastikan setiap persiapan menghadapi laga internasional dengan serius, mulai dari pemilihan pelatih hingga strategi permainan.
Australia dan Bahrain merupakan lawan tangguh yang menuntut persiapan maksimal. Rekam jejak Australia sebagai salah satu kekuatan besar di Asia membuat mereka menjadi tantangan serius. Begitu juga Bahrain, yang terkenal memiliki gaya permainan cepat dan taktis.
“Pertandingan ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian, tetapi juga peluang menunjukkan Indonesia mampu bersaing di level internasional,” tambah Erick.
Sorotan Tajam untuk Timnas U-20
Namun, di balik optimisme tersebut, kritik tajam datang dari fan Garuda yang menyoroti kinerja Timnas U-20 di bawah asuhan Indra Sjafri. Dalam ajang Mandiri U-20 Challenge Series, Garuda Muda menelan dua kekalahan beruntun. Laga pertama melawan Yordania berakhir dengan skor 0-1, sementara laga kedua menghadapi Suriah di Gelora Delta, Sidoarjo, berakhir 0-2.
Hasil ini memicu reaksi keras dari fan di media sosial. Banyak yang mempertanyakan taktik Indra Sjafri yang monoton dan kurang efektif dalam mengembangkan permainan.
“Pak, Timnas U-20 semalam kalah 2-0 lawan Suriah, sebelumnya kalah 1-0 lawan Jordan. Jadi makin nggak percaya sama prosesnya,” kritik akun @ojos_garsende***.
“Indra Sjafri coba diganti, biar ngelatih klub Liga 1 dulu untuk lihat kekurangannya,” tulis akun @kopii***.
Bahkan, ada yang menyebut masalah komunikasi antara pelatih dan pemain menjadi penyebab utama performa buruk Timnas U-20. “Kayaknya ada kendala bahasa antara pemain U-20 dan Indra Sjafri di ruang ganti, jadi taktik sulit dicerna pemain,” komentar akun @masyaallah_tabarakal***.
Butuh Evaluasi Serius
Kritik terhadap Indra Sjafri bukan tanpa alasan. Sebagai pelatih yang memimpin Timnas U-20 menuju Piala Asia U-20 2025, ekspektasi publik terhadapnya sangat tinggi. Ajang ini sebagai langkah awal untuk membentuk generasi emas sepak bola Indonesia.
Namun, kekalahan dalam laga uji coba mencerminkan adanya masalah yang harus segera mendapat evaluasi. Permainan yang monoton, lemahnya serangan, hingga kurangnya efektivitas dalam memanfaatkan peluang menjadi pekerjaan rumah yang harus dapat segera terselesaikan.
Harapannya, Erick Thohir, yang terkenal terbuka terhadap kritik dan masukan, tidak hanya fokus pada tim senior, tetapi juga memberikan perhatian serius pada pengembangan Timnas U-20. Langkah ini penting untuk memastikan regenerasi pemain berjalan dengan baik sehingga Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk masa depan.