Jakarta (Lampost.co) — Kiper Timnas Jepang, Zion Suzuki, ternyata pernah menolak tawaran dari klub raksasa Liga Primer Inggris, Manchester United (MU).
Keputusan itu ia ambil karena Liga Serie A Italia lebih cocok untuk perkembangan kariernya sebagai kiper.
Suzuki yang baru berusia 22 tahun direkrut Parma pada musim panas 2024 usai menghabiskan musim sebelumnya sebagai pemain pinjaman klub Belgia, Sint-Truiden.
Baca Juga:
Jepang Masih Terlalu Perkasa, Kalahkan Tiongkok 3-1
Kepindahannya ke Parma itu merupakan langkah strategis untuk mendapatkan kesempatan bermain secara reguler.
“Saat saya di Jepang, mereka (MU) menginginkan saya ke Liga Primer Inggris. Tapi, saya memilih ke Belgia karena bakal lebih sering dimainkan. Kemudian saya pun senang dengan pilihan ke Parma karena Serie A dikenal seluruh dunia dengan kualitas kipernya,” ujar Suzuki dalam wawancaranya dengan La Repubblica.
Suzuki pun mengaku memiliki cita-cita menjadi kiper terbaik dunia yang bisa menjuarai Liga Champions bersama klubnya dan mengangkat trofi Piala Dunia dengan timnas Jepang.
“Saya bermimpi menjadi penjaga gawang terbaik di dunia dan memenangkan Liga Champions. Saya memiliki impian yang sama dengan memenangkan Piala Dunia bersama Jepang. Sesuatu yang sangat sulit, hanya terlihat di kartun. Tapi, jangan pernah berkata tidak,” ungkapnya.
Suzuki juga mengungkapkan kekagumannya kepada kiper Manchester City, Ederson Moraes, yang menjadi idolanya.
“Ederson dari Manchester City adalah idola saya, dia juga fenomenal dengan kakinya. Saya berlatih untuk menjadi seperti dia. Buffon juga seorang legenda,” ujar Suzuki.
Mengenai kiper Italia terbaik saat ini, Suzuki memilih Guglielmo Vicario dari Tottenham Hotspur.
“Saya menghargai (Gianluigi) Donnarumma, tetapi saya akan memilih Vicario dari Tottenham. Ia memiliki refleks yang luar biasa dan mampu menahan tembakan dari jarak satu meter,” pungkasnya.
Keputusan Suzuki menolak tawaran MU dan memilih berkarier di Parma menunjukkan bahwa ia memiliki visi yang jelas tentang masa depannya sebagai seorang kiper.
Sebab ia ingin bermain secara reguler demi mewujudkan mimpi menjadi kiper terbaik dunia. (Football Italia)