Paris (Lampost.co)–Ajang olahraga terbesar dunia bagi penyandang disabilitas, Paralimpiade 2024, gelarannya di Paris, Prancis. Kompetisi ini menjadi titik balik bagi para atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan luar biasa mereka di panggung global, termasuk bagi Indonesia.
Dengan partisipasi ribuan atlet dari lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia, Paralimpiade 2024 harapannya mencetak sejarah baru dalam dunia olahraga.
Persiapan Matang
Setelah kesuksesan Olimpiade, Paris siap menjadi tuan rumah Paralimpiade 2024 dengan rangkaian persiapan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Berbagai infrastruktur dan fasilitas olahraga yang ramah disabilitas telah dipersiapkan secara khusus. Ini untuk memastikan aksesibilitas penuh bagi para atlet dan pengunjung dengan kebutuhan khusus.
Stadion nasional dan arena pertandingan telah lengkap dengan teknologi terbaru untuk memfasilitasi mobilitas atlet. Termasuk jalur khusus kursi roda, panduan bagi penyandang tunanetra, dan fasilitas lainnya yang mendukung penyelenggaraan acara ini.
Cabang Olahraga yang Dipertandingkan
Sebagai perhelatan olahraga multinasional, Paralimpiade 2024 akan mempertandingkan 22 cabang olahraga, termasuk atletik, renang, basket kursi roda, panahan, dan rugbi kursi roda.
Setiap cabang akan mempertontonkan ketangguhan fisik dan mental para atlet, yang selama bertahun-tahun berlatih untuk mencapai performa terbaik mereka di Paris.
Salah satu cabang olahraga yang paling dinanti adalah atletik, di mana para atlet tunanetra, amputasi, dan dengan berbagai disabilitas lainnya akan berlomba memperebutkan medali emas. Tak hanya soal kompetisi, ajang ini juga menjadi simbol inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Atlet Indonesia Siap Beraksi
Indonesia pun tidak ketinggalan dalam mengirimkan atlet-atlet terbaiknya. Sebanyak 23 atlet disabilitas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia telah siap berlaga di Paralimpiade Paris. Salah satu atlet yang menjadi sorotan adalah Ni Nengah Widiasih, peraih medali perak pada Paralimpiade Tokyo 2020.
Sayangnya, Widiasih gagal mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Ia hanya mampu mengangkai beban 106 kg dan itu menempatkan di posisi ke-5.
Sementara di cabang atletik lari, Karisma Evi Tiarani berhasil mempersembahkan medali perak di Paralimpiade 2024. Prestasi ini semakin istimewa karena ia juga memecahkan rekor dunia.
Tampil di Stade de France pada Minggu, 8 September 2024, Karisma menjadi pelari tercepat kedua dalam partai final nomor pertandingan 100 meter putri klasifikasi T42/63.
Dampak Paralimpiade 2024 bagi Dunia
Tidak hanya menjadi ajang olahraga, Paralimpiade 2024 juga membawa pesan inklusivitas dan kesetaraan. Ajang ini bertujuan mempromosikan hak-hak penyandang disabilitas, memberikan sorotan pada kemampuan mereka yang sering kali diabaikan, dan mendorong masyarakat global untuk lebih menghargai keberagaman.
Presiden International Paralympic Committee (IPC), Andrew Parsons, menekankan pentingnya Paralimpiade sebagai alat untuk memerangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang cacat.
“Paralimpiade adalah ajang untuk menantang persepsi masyarakat. Ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang mengubah cara dunia melihat disabilitas,” ungkap Parsons.