Jakarta (Lampost.co) — Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku dirinya memiliki mimpi bersama jutaan penggemar sepak bola. Mimpi ini yakni Timnas Indonesia untuk tampil pertama kalinya di Piala Dunia.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Erick mengaku telah melakukan diskusi panjang bersama koleganya. Akhirnya merekrut Patrick Kluivert, salah satu legenda Timnas Belanda, sekaligus memutuskan kontrak Shin Tae-yong (STY).
Pemecatan dengan kompensasi mahal ke STY ini tetap menimbulkan pro-kontra. Ada yang mendukung, banyak juga yang menolak. Namun semua tantangan, menurut Erick harus mereka ambil demi mewujudkan mimpi. Hal itu Erick Thohir ungkapkan dalam wawancara ekslusif di program Kontroversi Metro TV, Kamis, 9 Januari 2025 malam.
Baca Juga:
Ini Penjelasan Blak-blakan Erick Thohir Soal Pemecatan STY
Erick menjelaskan, keputusan berisiko ini mereka ambil karena memang dinamikanya seperti itu dan tidak ada yang menekan dirinya.
Menurutnya, pemecatan pelatih di klub atau timnas sepak bola sebuah negara adalah sesuatu yang biasa terjadi. Tapi sebagai bangsa Indonesia yang bermartabat, Erick menyebut, tanda tangan pelatih pengganti dilakukan setelah pemutusan kontrak yang lama dulu.
Sisa Empat Laga
Di bawah kepelatihan STY, Skuat Garuda sempat bermain apik di tiga laga awal tanpa kekalahan. Penampilan Timnas menurun setelah gagal di Tiongkok dan kalah melawan Jepang di Senayan.
Asa kembali muncul di laga keenam dengan mengalahkan Arab Saudi, yang juga menjadi sejarah karena menjadi kemenangan perdana atas negara kaya minyak tersebut.
Timnas Indonesia pada Maret mendatang kembali akan bertanding di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia dan masih berpeluang lolos. Menyisakan empat laga, kontra Australia (tandang), Bahrain (kandang), Tiongkok (kandang), dan Jepang (tandang).
Dengan target mendapat enam poin di Stadion GBK, Erick berharap dukungan penuh dari fans. Erick optimistis Timnas Indonesia bisa mewujudkan mimpi jutaan penggemarnya, bahkan menjaga mimpi itu terus ada.
Pada kesempatan itu Erick mengaku bukanlah orang yang ambisi dengan jabatan. “Its not about me. Tapi saya akui ambisi dengan hasil,” terangnya.
“Jika targetnya lolos Piala Dunia 2026, apakah ke depannya akan lolos terus ke Piala Dunia? Saya kok memiliki mimpi Indonesia seperti Arab Saudi, Australia, Jepang atau Korea yang selalu lolos,” kata Erick kepada Zelvia Iskandar, host program Kontroversi Metro TV.
“Tetap dukung Timnas, tapi jangan destruktif. Timnas bukan milik saya, ini milik bersama, milik bangsa Indonesia,” tegasnya.