• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 09/10/2025 07:44
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Otomotif

Ekonomi Kelas Menengah Kian Terjepit, ini Penyebab dan Risikonya

Sementara gaji yang tidak kunjung naik membuat kondisi finansial banyak keluarga berada di ujung tanduk.

EffranbyEffran
07/10/25 - 16:01
in Otomotif
A A
OUTSTANDING PAY LATER LAMPUNG. Layar layanan pay later dari aplikasi salah satu operator seluler. Penggunaan layanan bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) di Lampung terus meningkat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai outstanding BNPL masyarakat Lampung mencapai Rp184,7 miliar sepanjang Januari hingga Agustus 2025. IST

OUTSTANDING PAY LATER LAMPUNG. Layar layanan pay later dari aplikasi salah satu operator seluler. Penggunaan layanan bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) di Lampung terus meningkat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai outstanding BNPL masyarakat Lampung mencapai Rp184,7 miliar sepanjang Januari hingga Agustus 2025. IST

Jakarta (Lampost.co) — Kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah saat ini makin terjepit. Hal itu akibat berbagai faktor, seperti kenaikan harga barang dan jasa akibat inflasi dan pajak pertambahan nilai (PPN), cicilan yang terus menumpuk dan kebutuhan mendadak yang tak bisa diprediksi.

Sementara gaji yang tidak kunjung naik membuat kondisi finansial banyak keluarga berada di ujung tanduk.

Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengingatkan kondisi itu membuat kelas menengah rawan terjebak dalam lingkaran utang.

Ia menilai banyak masyarakat yang akhirnya bergantung pada pinjaman online atau cicilan konsumtif demi menutupi kebutuhan sehari-hari.

“Masalahnya, pinjaman online itu sebagian besar bersifat konsumtif. Uangnya habis untuk hal tidak produktif. Akibatnya, mereka terjebak lingkaran setan utang dan gajinya habis hanya untuk bayar cicilan,” kata Tauhid, Senin (6/10).

Tauhid menekankan pentingnya prioritas pengeluaran sesuai pendapatan. Menurutnya, masyarakat sebaiknya menghindari utang yang tak mendesak. Jika harus berutang, sebaiknya dana itu untuk kegiatan produktif yang bisa menambah penghasilan.

“Kalau mau cicilan, pastikan cicilan yang produktif, misalnya beli motor untuk ojek online. Tapi kalau nambah motor hanya untuk gaya hidup, itu tidak efisien,” ujarnya.

Ia mencontohkan, banyak masyarakat kini menggunakan cicilan untuk hal-hal seperti skincare, elektronik, hingga perabot rumah tangga. Namun, hal tersebut sebenarnya bukan kebutuhan mendesak. “Itu pola konsumsi yang berisiko karena tidak menciptakan nilai tambah,” tambahnya.

Dari sisi pemerintah, Tauhid menilai kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi pekerja berpenghasilan di bawah Rp10 juta sebagai langkah baik, meski sifatnya masih sementara.

“Program itu bagus, tapi seharusnya kebijakan permanen, seperti pengurangan pajak dan kenaikan upah minimum,” ucapnya.

Menurutnya, solusi paling efektif untuk menjaga daya beli kelas menengah bukan hanya lewat insentif pajak. Namun, dengan menaikkan upah minimum pekerja (UMP) dan menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

“Peningkatan pendapatan itu yang paling berkelanjutan. UMP harus naik, tapi pemerintah juga harus memastikan lapangan kerja baru tetap tersedia,” kata dia.

Tips Cara Lepas Jeratan Utang

Sementara itu, Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira memberikan tips praktis agar kelas menengah bisa lepas dari tekanan utang dan cicilan. Ia menyarankan penerapan prinsip “dua plus tiga” dalam pengelolaan keuangan pribadi.

“Dua itu, batasi pengeluaran yang tidak perlu dan hindari jebakan paylater serta pinjaman online. Tiga, menabung untuk kebutuhan sekunder, cari penghasilan tambahan, dan sewa rumah lebih baik daripada memaksakan KPR,” ujar dia.

Dari sisi kebijakan, Bhima juga menilai pemerintah perlu membantu menurunkan beban ekonomi kelas menengah dengan menaikkan upah dan mengurangi pajak.

“Menaikkan UMP di atas 10%, menaikkan PTKP di atas Rp7 juta per bulan dan menurunkan PPN dari 11% menjadi 8% akan sangat membantu,” ujarnya.

Para ekonom berharap kelas menengah dapat keluar dari tekanan finansial yang semakin berat dari langkah-langkah tersebut. Sekaligus mendorong konsumsi domestik agar ekonomi nasional tetap tumbuh stabil.

Tags: Bhima Yudhistiraekonomi rumah tanggaINFLASIpinjaman onlinePPh 21 DTPTauhid Ahmadump 2025utang konsumtif
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Lelang pelumas dalam kegiatan Ngobeng di Hotel Santika, Selasa, 7 Oktober 2025.

Penjualan Pelumas di Lampung Naik 5 Persen

byEffran
07/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Pertamina Lubricants memperkuat sinergi dengan para mitra bengkel di wilayah Lampung melalui kegiatan Ngobeng (Ngobrol Bareng...

Segmen Mobil ini Angkat Pasar Otomotif Indonesia 

byEffran
07/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Pasar otomotif di Indonesia sedang menghadapi tekanan. Kenaikan pajak, bunga kredit tinggi, dan ekonomi tak stabil membuat...

Pembalap Fermin Aldeguer Jadi Juara di MotoGP Mandalika

Pembalap Fermin Aldeguer Jadi Juara di MotoGP Mandalika

byRicky Marlyand1 others
05/10/2025

Mandalika (Lampost.co) -- MotoGP Indonesia menghadirkan balapan yang penuh aksi dan drama di Pertamina Mandalika International Circuit, Minggu, 5 Oktober...

Load More

Berita Terbaru

Cuaca cerah menyinari Masjid Raya Lampung Al Bakri di Enggal, Bandar Lampung. (Foto: Lampost.co / Triyadi Isworo)
Cuaca

Kamis, 9 Oktober 2025, Lampung Cerah Berawan Berpotensi Hujan

byTriyadi Isworo
09/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan cuaca harian. Kamis, 9 Oktober 2025, cuaca Provinsi...

Read moreDetails
Pemprov Lampung Siapkan Langkah Terpadu Hadapi Potensi Banjir

Pemprov Lampung Siapkan Langkah Terpadu Hadapi Potensi Banjir

09/10/2025
latihan resmi timnas2

Susunan Pemain Indonesia Vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026

08/10/2025
Pemprov Lampung Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Pemprov Lampung Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

08/10/2025
latihan resmi timnas

Ini 23 Pemain Timnas Indonesia untuk Laga Kontra Arab Saudi

08/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.