Jakarta (Lampost.co) — Perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) memberi harapan baru bagi industri otomotif Tanah Air. Kesepakatan itu akan menghapus bea masuk hingga 0% untuk 96% barang Uni Eropa dalam lima tahun.
Kebijakan tersebut bisa meningkatkan ekspor Uni Eropa ke Indonesia hingga 30%, atau setara €3 miliar. Salah satu sektor yang paling meraup keuntungan adalah otomotif, terutama produsen mobil premium seperti BMW dan Mercedes-Benz.
Tarif impor mobil Eropa akan turun dari 50% menjadi 0% secara bertahap hingga 2032. Sementara tarif mesin dan peralatan elektronik akan terhapus mulai 1 Januari 2027.
BMW Siapkan Strategi Era Baru Perdagangan
President Director BMW Group Indonesia, Peter “Sunny” Medalla, menilai IEU-CEPA mampu mengubah arah industri otomotif nasional. Ia menyebut kebijakan itu membuat mobil Eropa lebih kompetitif dan terjangkau.
“Mulai 2027, penghapusan bea masuk akan membuat BMW lebih mudah terakses banyak konsumen,” ujar Medalla.
Ia menjelaskan, BMW akan menyesuaikan strategi bisnis dengan dinamika pasar dan regulasi baru. Perusahaan juga menjaga komunikasi dengan pemerintah agar manfaat langsung terasa bagi konsumen Indonesia.
Meski begitu, Medalla mengingatkan harga mobil masih bergantung pada banyak faktor. “Penurunan bea masuk hanyalah salah satu variabel. Kami juga memperhitungkan logistik, pajak daerah, dan nilai tukar,” katanya.
BMW mencatat penjualan wholesales sebesar 980 unit sepanjang Januari–Agustus 2025, sementara penjualan ritel mencapai 1.537 unit.
Mercedes-Benz Sambut Positif Kebijakan IEU-CEPA
CEO PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, Donald Rachmat, menyambut baik implementasi IEU-CEPA. Ia menilai kebijakan itu mempererat kerja sama dagang antara Eropa dan Indonesia. “Mercedes-Benz percaya IEU-CEPA akan membawa manfaat besar bagi industri otomotif nasional,” kata Donald.
Ia menegaskan, Mercedes akan terus menyesuaikan strategi bisnis dengan kondisi pasar. Fokus utama perusahaan adalah memperkuat layanan purnajual dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Namun, Donald belum memastikan apakah harga mobil Mercedes-Benz akan turun. “Kami masih menunggu detail penerapan IEU-CEPA sebelum menentukan arah harga,” ujarnya.
Gaikindo mencatat, penjualan wholesales Mercedes-Benz pada delapan bulan pertama 2025 mencapai 802 unit dengan penjualan ritel 928 unit.
Pasar Otomotif Nasional Masih Lesu
Meskipun ada angin segar dari IEU-CEPA, pasar mobil nasional masih belum pulih sepenuhnya. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penurunan penjualan sepanjang 2025.
Total penjualan wholesales selama Januari–Agustus 2025 mencapai 500.951 unit, turun 10,6% daripada tahun sebelumnya. Penjualan ritel juga menurun 10,7% menjadi 522.162 unit.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut pihaknya tetap mempertahankan target penjualan 900.000 unit tahun itu. “Kami harus menjaga optimisme agar pelaku industri tetap semangat,” ujarnya.
Penjualan BMW dan Mercedes Fluktuatif Sepanjang 2025
Data Gaikindo menunjukkan penjualan BMW berfluktuasi selama 2025. Januari mencatat 42 unit, Februari melonjak menjadi 181 unit, lalu menurun di April dengan 77 unit. Peningkatan terjadi kembali pada Mei hingga Agustus, mencapai puncak di 184 unit.
Tren serupa dialami Mercedes-Benz. Penjualannya tercatat 54 unit pada Januari dan naik bertahap hingga 158 unit di Agustus 2025. Fluktuasi itu menunjukkan pasar premium masih adaptif terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan perdagangan baru.
Harapan Baru dari Mobil Eropa
IEU-CEPA berpotensi menjadi momentum kebangkitan pasar otomotif Indonesia. Penurunan tarif impor bisa menstimulasi permintaan, khususnya di segmen premium.
BMW dan Mercedes-Benz kini menatap peluang besar untuk memperluas jangkauan di pasar domestik. Strategi adaptif dan harga yang lebih bersahabat menjadikan mobil Eropa berpotensi menghidupkan kembali gairah otomotif nasional.