Bandar Lampung (Lampost.co)– Ganesha Operation (GO) merupakan sebuah lembaga bimbingan belajar di Indonesia. Berdiri sejak 2 Mei 1984 saat ini Ganesha Operation tersebar kota besar di Indonesia termasuk Lampung.
Di Lampung sendiri, GO tersebar di 4 kabupaten/kota yaitu Bandar Lampung, Metro, Kotabumi, dan Pringsewu serta memiliki 14 unit cabang.
Kepala Cabang GO Lampung, Doni Permana, menjelaskan berdasarkan pengalaman tahun lalu dari 1.903 siswanya, 1.716 berhasil masuk kampus impian.
Dengan demikian persentase keterserapan siswa GO di perguruan tinggi mencapai 90 persen.
“Dengan serapan tinggi itu terdapat berbagai jenis pendampingan belajar yang kami lakukan. Penerapan pembelajaran itu kita sebut dengan konsep Belajar, Berlatih, dan Bertanding (3B),”kata Doni.
Untuk pola belajar, Doni menyebut roses pembelajaran yang ada di GO sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Ada juga kegiatan berupa jam tambahan di luar jadwal resmi KBM, atau tutorial service time (TST).
“Siswa pun bisa juga belajar menggunakan dengan aplikasi GO expert. Di sana ada pilihan pembelajaran serta modul materi yang harus siswa kuasai,” ujar Doni.
Ke dua berlatih, di mana siswa wajib mengerjakan soal yang ada di GO expert. Soal-soal tersebut merupakan soal yang relevan dengan jenis soal yang biasa keluar pada UTBK-SNBT.
Target siswa masing-masing mengejakan soal minimal 12.000 soal. “Nanti tinggal bisa kita akumulasi yang bisa siswa kerjakan siswa perhari. Dengan pengerjaan di aplikasi, maka kita bisa memantau melalui penanggung jawab kelas,” katanya.
Kemudian konsep belajar yang selanjutnya adalah bertanding. Pada proses bertanding Doni menyebut GO akan melatih siswa melalui skema try out yang soalnya benar-benar relevan dengan soal UTBK SNBT.
Nilai dari hasil try out itulah yang selanjutnya akan menjadi bahan untuk melihat dan mengukur capaian siswa untuk bisa mengambil jurusan yang sesuai. Sehingga para siswa tidak asal dalam memilih jurusan.
“Katakanlah dia mau masuk ke FK Unila yang skornya 650 sementara skor dia masih 600. Maka kita lihat mata pelajaran apa yang masih dia lemah dan di situ kita evaluasi terus,” jelasnya.
Tenaga Pengajar
Dalam hal perekrutan tenaga pengajar atau fasilitator, GO pun tak sembarangan. Doni menuturkan, pihaknya rutin mengadakan Diklat untuk para pengajar. Bahkan setiap bulannya GO mengadakan Standardisasi Kompetensi Materi Pengajar (SKMP) untuk menyaring calon tenaga pengajar.
“Dari ujian tes kompetensi pengajar itu, kita melihat kalau ternyata pengajar tersebut nggak lulus, maka jadwalnya kita pending dan harus ikut latihan dulu. Jadi setiap bulan kita laksanakan itu,” paparnya.
Doni mengatakan, dalam sepekan para siswa GO menjalani 6 kali pertemuan. Namun jumlah itu belum termasuk program TST. Total dalam sepekan siswa melakukan pertemuan bimbingan belajar 12 kali pertemuan.
“Kalau dari sisi harga sebenarnya dibandingkan dengan kompetitor kita di bawah mereka. Secara head to head, biaya kita itu ada di 70-80% dari biaya kompetitor,” ucap Doni.