Bandar Lampung (Lampost.co) — Tindakan perundungan (bullying) tidak seharusnya terjadi di lingkungan pendidikan, terlebih di perguruan tinggi. Sebagai tempat para intelektual, kampus semestinya menjadi ruang yang menumbuhkan kepedulian dan rasa kemanusiaan antarindividu.
Pengamat Pendidikan Universitas Lampung, Muhammad Thoha, mengatakan dunia kampus seharusnya menjadi contoh dalam membangun budaya saling menghargai. Mahasiswa memiliki peran penting dalam menunjukkan karakter dan akal budi yang baik.
“Hal-hal seperti ini (bullying) seharusnya tidak terjadi di lingkup pendidikan, utamanya perguruan tinggi. Harusnya tingkat kepedulian di perguruan tinggi ini lebih tinggi karena kualitas dan akal budi mestinya menjadi ciri dari para intelektual. Termasuk kepedulian dan cita kasih bersama,” ujarnya.
Menurutnya, nilai-nilai moral dan kepedulian sosial harus terus berkembang di lingkungan kampus. Proses pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter. “Memang pengembangan nilai-nilai ini harus tumbuh subur di kampus,” kata dia.
Ia menambahkan, untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat, perlu kolaborasi antara berbagai pihak. Lembaga kemahasiswaan juga berperan penting dalam menumbuhkan solidaritas dan empati di kalangan mahasiswa.
“Untuk menciptakan rasa kebersamaan dan moral sebenarnya harus ada peran dari lembaga-lembaga kemahasiswaan,” ujarnya.
Dia menuturkan, institusi perguruan tinggi juga harus berperan aktif dalam membangun sistem yang mendorong terciptanya lingkungan tanpa kekerasan. Kampus mampu menjadi ruang yang aman dan inklusif bagi seluruh civitas academica. “Termasuk institusi perguruan tinggi juga harus ambil peran dalam hal ini,” pungkasnya.








