Bandar Lampung (Lampost.co)–Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) sosialisasikan penggunaan eco enzyme untuk mengatasi limbah organik. Berdasarkan hasil penelitian, 60% sampah yang terbuang di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah adalah sampah organik yang menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan dan mengurangi tingkat daur ulang plastik.
Selain itu meningkatkan resiko terjadinya ledakan TPA. Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Upaya mengatasi persoalan sampah ini dengan eco enzyme. Eco enzyme yang dibuat dari campuran sederhana antara limbah dapur organik, gula, dan air, telah merevolusi cara kita memandang pengelolaan limbah dan pembersihan ramah lingkungan dan mudah dibuat.
ECO Enzyme tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi memberikan alternatif yang efektif untuk produk kimia berbahaya. Dengan khasiatnya yang beragam, mulai dari pembersih rumah tangga hingga pemeliharaan taman, Selain itu ampas eco enzyme dapat dimanfaatkan menjadi pupuk untuk menyuburkan tanah. ECO Enzyme menjanjikan langkah besar menuju keberlanjutan dan kepedulian lingkungan yang lebih besar. Lama pembuatan Eco Enzyme sendiri adalah 3 bulan di wilayah tropis, dan 6 bulan di subtropis. ECO Enzyme tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi memberikan alternatif yang efektif untuk produk kimia berbahaya. Dengan khasiatnya yang beragam, mulai dari pembersih rumah tangga hingga pemeliharaan taman, Selain itu ampas eco enzyme dapat dimanfaatkan menjadi pupuk untuk menyuburkan tanah. ECO Enzyme menjanjikan langkah besar menuju keberlanjutan dan kepedulian lingkungan yang lebih besar. Lama pembuatan Eco Enzyme sendiri adalah 3 bulan di wilayah tropis, dan 6 bulan di subtropis.
Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) telah melaksanakan program kerja berupa sosialisasi pengenalan serta praktek pembuatan Eco Enzyme kepada masyarakat Desa Margo Makmur, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.
Hal ini sebagai upaya mengurangi jumlah limbah organik yang bersumber dari rumah tangga. Program Kerja ini sudah dilaksanakan di 2 Dasa Wisma yang ada di Desa Margo Makmur, yang pertama di Dasa Wisma Delima dan Dasa Wisma Duku, jelas keterangan tertulis mahasiswa KKN Unila di Margo Makmur, Kamis, 1 Februari 2024.
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat Desa Margo Makmur dapat membuat sendiri dan memanfaatkan bahan-bahan organik sisa dapur untuk dijadikan enzyme yang bermanfaat, terangnya.
Sri Agustina