Bandar Lampung (Lampost.co) — Dari tangan terampil pelajar di SMAN 5 Bandar Lampung, sampah plastik yang selama ini dikenal mengancam ekosistem lingkungan disulap menjadi berbagai kerajinan bernilai guna.
Kerajinan tersebut selanjutnya mereka pajang dalam sebuah pameran bertajuk “Gaya Hidup Berkelanjutan Penerapan Ecobrick Dalam Upaya Pengelolaan Sampah” di lingkungan sekolah setempat pada Jumat, 17 November 2023.
Kepala Sekolah SMAN 5 Bandar Lampung, Hayati Nufus menjelaskan, kegiatan pameran ini merupakan bagian dari upaya penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dilingkungan.
Di mana pada kegiatan ini, para siswa dari kelas 10 dan kelas 11 diperkenalkan dengan pemanfaatan sampah plastik untuk selanjutnya dikelola menjadi barang bernilai guna.
Salah satunya adalah sofa yang terbuat dari ecobrick. Kata Nufus, Sofa buatan anak didiknya ini mampu menampung sekitar 19 botol ecobrick, yang mana satu botol ecobricknya dapat menampung sekitar 600 gram sampah.
“Dan itu sangat kuat, kalau didudukin bisa sampai 100 kilo tidak akan rusak. Ini pemanfaatan yang sangat baik dari limbah untuk hal-hal yang sangat berniai guna,” ujar Nufus saat diwawancarai pada Jum’at,17 November 2023.
Nufus menjelaskan, pengelolaan sampah untuk gaya hidup berkelanjutan sangat penting untuk dikenalkan kepada anak-anak sekolah. Sebab, isu sampah saat ini menurutnya telah menjadi masalah di seluruh daerah bahkan dunia.
Oleh karenanya upaya penyelesaiannya pun harus dengan melibatkan banyak pihak, termasuk peran serta lingkungan pendidikan.
“Mereka 2045 nanti ini akan menjadi pewaris bangsa kita, kalau tidak diberikan pemahaman untuk gaya hidup yang menjaga lingkungan sekitar, maka akan sulit. Apalagi masalah sampah ini bukan hanya di Bandar Lampung tapi menjadi garis merah di setiap daerah,” jelasnya.
Isu sampah menjadi sulit untuk diselesaikan sebab penanggulangannya membutuhkan biaya yang besar. Oleh sebab itu, melalui program P5 ini, diharapkan para siswa menjadi lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan di masa depan.
Jadi akan ada paradigma baru dari anak-anak ini untuk mulai sadar sebelum sampah itu sampai di TPA, maka sudah selesai dilingkungannya dengan tangan-tangan terampil,” kata dia.
Salah satu siswi, Nadza Khalisha Putri mengaku sangat terkesan dengan program P5 mengenai isu lingkungan keberlanjutan ini.
Melalui kegiatan ini, ia banyak mendapat ilmu dan ispirasi baru mengenai pemanfaatan limbah plastik yang ternyata bisa diolah menjadi berbagai kerajinan yang bernilai guna.
“Kita jadi tau gimana caranya memanfaatkan plastik jadi berbagai kerajinan. Karena kita tau kan sampah ini bisa mengancam kelangsungan hidup,” usar siswi kelas XI F 3 tersebut.
Atika Oktaria