• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Rabu, 03/12/2025 08:09
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Nasional

Banjir dan Longsor Sumatra Bukan Semata Cuaca Ekstrem

Merujuk laporan lembaga lingkungan, Usman menjelaskan, wilayah terdampak banjir dan longsor telah mengalami tekanan berlebihan dari aktivitas industri.

NurbyNur
02/12/25 - 20:45
in Nasional, Peristiwa
A A
Sampah kayu Gelondongan Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am.

Sampah kayu Gelondongan Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am.

Aceh (Lampost.co)— Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai bencana banjir dan longsor di Sumatra yang telah merenggut lebih dari 600 jiwa bukan sekadar akibat cuaca ekstrem, melainkan kegagalan pemerintah mengendalikan kerusakan ekologis.

Ia menegaskan, situasi ini merupakan dampak langsung dari praktik industri ekstraktif yang terus meluas tanpa pengawasan ketat.

“Kami berbelasungkawa sedalam-dalamnya bagi korban banjir Sumatra. Ini jelas bencana ekologis akibat kebijakan industri ekstraktif pemerintah sendiri.

Baca juag: Walhi Sebut Penyebab Banjir dan Longsor Sumatra Bukan Sekadar Hujan

Pemerintah harus berhenti menyalahkan cuaca ekstrim sebagai penyebab banjir dan longsor. Faktanya deforestasi di wilayah Sumatra memang tinggi,” ujar Usman, Selasa (2/12).

Merujuk laporan lembaga lingkungan, Usman menjelaskan, wilayah terdampak banjir dan longsor telah mengalami tekanan berlebihan dari aktivitas industri.

Izin Tambang

WALHI mencatat adanya 631 perusahaan pemegang izin tambang, perkebunan sawit, PBPH, hingga proyek energi di tiga provinsi yang kini porak-poranda.

Amnesty sendiri, dalam laporannya pada 2016, menemukan perluasan perkebunan sawit dilakukan dengan menggunduli hutan dan memicu kerusakan habitat satwa penting seperti orangutan dan harimau Sumatra.

Ia mendesak pemerintah menetapkan status darurat nasional agar upaya penyelamatan lebih maksimal. “Kami mempertanyakan keengganan menerapkan status darurat. Apa karena takut asing seperti retorika selama ini?” kata Usman.

Pihaknya  menekankan bahwa sikap anti-asing yang digunakan pemerintah sering kali menutupi keterlibatan pihak luar dalam proyek yang memperburuk kondisi ekologis di berbagai wilayah Indonesia.

Menurutnya, asing yang harus di takuti adalah asing yang merusak hutan. Bukan asing yang justru ingin menolong manusia
Usman menekankan, tragedi ini menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan negara harus selaras dengan prinsip HAM dan perlindungan lingkungan hidup.

Ia menilai peringatan para pemerhati lingkungan telah lama diabaikan, terutama terkait meningkatnya bahaya deforestasi.

Bencana Besar

Ia juga menyatakan bencana besar ini tidak lepas dari krisis iklim yang dipicu manusia. Masyarakat terdampak justru tidak berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.

Namun menjadi pihak yang harus membayar mahal lambatnya upaya mitigasi perubahan iklim. Situasi ini, jelasnya, membutuhkan peta jalan keadilan iklim yang mengedepankan hak asasi manusia.

“Indonesia harus menghentikan pembabatan hutan. Legal atau ilegal hanya status formal yang tidak boleh mengabaikan pembabatan hutan, hak asasi manusia, dan juga hak hidup para satwa Indonesia yang indah dan beraneka ragam,” tutur Usman.

Data resmi menunjukkan skala kerusakan dan dampaknya sangat luas. BNPB melaporkan korban meninggal mencapai 604 orang hingga 1 Desember 2025. Sementara itu, Celios mencatat kerugian ekonomi akibat bencana ekologis di Sumatra mencapai Rp68,6 triliun.

Tragedi ini, menurut Usman, harus menjadi titik balik bagi negara dalam menata ulang kebijakan lingkungan, menghentikan praktik destruktif, dan memastikan keselamatan warga menjadi prioritas utama.

Tags: BANJIRbanjir SumatraBNPBcuaca ekstremtanah longsor
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Verrell Bramasta

Verrell Bramasta Klarifikasi Rompi Taktis: Bukan Rompi Antipeluru saat Tinjau Banjir

byNana Hasan
03/12/2025

Jakarta (Lampost.co) - Gaya Verrell Bramasta saat meninjau banjir Sumatra Barat menarik perhatian publik. Foto rompi loreng yang ia kenakan...

Reuni Akbar 212 Diawali Salat Magrib Berjemaah

Reuni Akbar 212 Diawali Salat Magrib Berjemaah

byWandi Barboyand1 others
02/12/2025

Jakarta (Lampost.co): Peserta Reuni Akbar 212 mengawali kegiatan dengan Salat Magrib berjemaah di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada...

Polisi Imbau Peserta Reuni Akbar 212 Tidak Gunakan Parkir Liar

Polisi Imbau Peserta Reuni Akbar 212 Tidak Gunakan Parkir Liar

byWandi Barboyand1 others
02/12/2025

Jakarta (Lampost.co): Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengimbau kepada para peserta Reuni Akbar 212 untuk tidak menggunakan parkir liar...

Berita Terbaru

Cuaca cerah berawan disertai rintik hujan membasahi wilayah sekitar Masjid Raya Al Bakrie Bandar Lampung. (Foto: Lampost.co / Triyadi Isworo)
Cuaca

Rabu, 3 Desember 2025, Lampung Cerah Berawan Berpotensi Hujan

byTriyadi Isworo
03/12/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan cuaca harian. Rabu, 3 Desember 2025, cuaca Provinsi...

Read moreDetails
Verrell Bramasta

Verrell Bramasta Klarifikasi Rompi Taktis: Bukan Rompi Antipeluru saat Tinjau Banjir

03/12/2025
Reuni Akbar 212 Diawali Salat Magrib Berjemaah

Reuni Akbar 212 Diawali Salat Magrib Berjemaah

02/12/2025
Pinjaman Rp1 Triliun Disiapkan untuk Dongkrak Pangan dan Pariwisata

Pinjaman Rp1 Triliun Disiapkan untuk Dongkrak Pangan dan Pariwisata

02/12/2025
Polisi Imbau Peserta Reuni Akbar 212 Tidak Gunakan Parkir Liar

Polisi Imbau Peserta Reuni Akbar 212 Tidak Gunakan Parkir Liar

02/12/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.