Bandar Lampung (Lampost.co) – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri sangat berhitung terhadap tanggung jawab dan konsekuensi bagi partainya. Mega sangat memertimbangkan suara kader dan publik yang selama ini selalu mendukung PDIP.
Hal tersebut tersampaikan oleh Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Suko Widodo. Pernyataan ini merupakan respons Suko terhadap rencana pertemuan Megawati dan Prabowo. Apalagi yang telah tersampaikan Puan Maharani beberapa waktu lalu.
“Mega sangat berhitung sekali soal tanggung jawab dan konsekuensi bagi partainya. Bisa jadi perbedaan sikap dengan Puan yang bersikap berbeda. Sedangkan Mega lebih memikirkan warganya. Ini memang dilema dalam politik kita. PDIP bingung dengan situasi ini. 10 tahun memimpin punya peluang dilematis antara penegakan keinginan warganya,” jelasnya, Rabu, 12 September 2024.
Selanjutnya rencana pertemuan tersebut menurutnya belum bisa terartikan apa pun. Sebab semuanya tergantung dari isi pembicaraan keduanya jika pertemuan itu terlaksana.
“Tergantung dari negosiasi privilege apa yang terberikan PDIP. Posisi PDIP harapannya jadi oposan. Sementara Puan harus mikir masa depan partai. Jadi ada tarik menarik,” katanya.
Kemudian bila merujuk pada pengalaman. Megawati termasuk politisi yang sulit untuk ditaklukan. Sikap Mega menjaga integritas bangunan partai sangat nampak pada setiap pernyataannya. Sehingga sulit untuk Mega menentukan sikap politiknya pada pemerintahan ke depan.
“Saya kira luka Megawati soal Jokowi masih meninggalkan bekas walau pun ia baik sama Prabowo. Merujuk dari hubungannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono dulu Mega tidak mudah tertaklukan. Ia menjaga integritas bangunan partai. Keputusannya ada pada Mega tapi siapa yang bisa taklukannya,” katanya.