Jakarta (Lampost.co) – Menteri Perdagangan periode 2019-2020 Agus Suparmanto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) secara aklamasi dalam sidang Muktamar ke-10, Sabtu malam, 27 September 2025.
Pimpinan Sidang Paripurna VII dalam Muktamar ke-10 PPP, Qoyum Abdul Jabbar menyampaikan, pemilihan Agus secara aklamasi merupakan kehendak dari muktamirin pada Muktamar ke-10.
“Aklamasi Pak Agus Suparmanto merupakan kehendak Muktamar dan aspirasi Muktamirin yang menentukan keputusan,” ujar Qoyum, Minggu, 28 September 2025.
Kemudian ia mengatakan, muktamar partai berlambang ka’bah itu sempat terwarnai kericuhan. Ketika kerusuhan tersebut, Muhammad Mardiono diklaim terpilih menjadi Ketua Umum PPP secara aklamasi.
Hal itu tersampaikan pimpinan sidang Muktamar X PPP Amir Uskara dalam konferensi pers ketika muktamar yang berlangsung tertutup. “Pertama-tama, saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam Muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya,” kata Amir.
Namun klaim Mardiono itu mendapat bantahan oleh Ketua Umum Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy. Menurutnya, klaim kubu Mardiono itu tersampaikan sepihak dan sebagai upaya memecah belah partai.
“Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB, Sabtu, 27 September 2025 yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggungjawab. Dan merupakan upaya memecah belah Partai Persatuan Pembangunan,” ujarnya melalui keterangan tertulis.
Penolakan
Kemudian Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy bahkan menyebutkan saat Mardiono mengklaim sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi, proses Muktamar masih berlangsung. Ia juga mengatakan, selama Mardiono memberikan pidato pembuka dalam Muktamar terdapat penolakan dari peserta forum sidang.
“Tidaklah masuk akal, hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” kata Romy.
Selanjutnya Rommy, menegaskan bahwa klaim Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, yang menyebut terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum, tidak benar. “Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi secara aklamasi,” ujar Rommy.
Lalu Rommy menjelaskan bahwa Muktamar ke-10 PPP masih berlangsung hingga pukul 22.30 WIB dan belum menetapkan ketua umum. Namun, Mardiono sudah lebih dulu menyatakan terpilih, bahkan sejumlah media memberitakan klaim tersebut sejak pukul 21.22 WIB.
Pernyataan itu, menurut Rommy, juga disampaikan bersama Ketua Majelis Syariah PPP Mustofa Aqil Siroj, serta seluruh Ketua DPW dan DPC PPP se-Indonesia. Lebih jauh, Rommy mengungkapkan bahwa dalam forum muktamar, Mardiono justru mendapat penolakan. Ia sempat memdapat teriakan gagal, diminta mundur, bahkan PPP membutuhkan perubahan.
“Dengan demikian, tidaklah masuk akal bahwa hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” ujarnya.
Sebelumnya, Mardiono mengklaim terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025–2030. Ia menyebut keputusan itu terambil untuk menyelamatkan jalannya Muktamar yang dianggap berada dalam situasi darurat.
Mardiono menambahkan, sekitar 80 persen peserta mendukung agar Muktamar ke-10 mengambil langkah cepat dengan memilih ketua umum secara aklamasi.