Jakarta (Lampost.co) – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempunyai catatan baik saat menjadi partai politik oposisi atau berada di luar pemerintahan. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyampaikan hal tersebut usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Putusan MK pada Senin, 22 April 2024 itu sekaligus menguatkan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurut Ujang, kecenderungan menjadi oposisi selama pemerintahan Prabowo bisa terjadi jika melihat keinginan kader pada arus bawah.
Ia pun mengingatkan peran PDIP sebagai oposisi saat Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun, yakni 2004-2009 dan 2009-2014. Bagi Ujang, saat itu PDIP memainkan peran yang baik.
“Kalau PDIP menjadi oposisi, ia jadi lebih cergas, antusias, dalam tanda kutip lebih garang. Kita lihat ketika Orde Baru lalu, ketika masa pemerintahan SBY selama dua periode, PDIP bagus,” ujar Ujang kepada Media Indonesia (Grup Lampung Post), Selasa, 23 April 2024.
Ia bahkan menyebut PDIP mampu meraih hasil baik usai 10 tahun menjadi oposisi rezim SBY, baik dalam pemerintahan maupun DPR. Terbukti, pada Pemilu 2014 PDIP bisa merebut keberhasilan dan menjadi pemenang. Tidak hanya itu, calon presiden PDIP, yakni Joko Widodo, memenangi kontestasi Pilpres 2014 dan 2019.
Kini hubungan PDIP dan Jokowi menjadi renggang karena Jokowi lebih condong mendukung Prabowo-Gibran. Terlebih, Gibran merupakan putra sulung Jokowi. Sementara itu, pada Pilpres 2024 PDIP mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.
Ujang menambahkan petunjuk PDIP menjadi oposisi saat Prabowo berkuasa cukup apik. Tetapi, kans PDIP untuk berada di luar pemerintahan atau bergabung ke koalisi pendukung Prabowo masih 50:50. Apalagi Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum bertemu.
“Saya melihat (PDIP) menjadi oposisi atau tidak keputusannya ada di tangan Megawati, tapi kecenderungan terbesarnya menjadi oposisi,” kata Ujang.