Bandar Lampung (Lampost.co)– Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Bandar Lampung mendorong perguruan tinggi untuk memberikan ruang terbuka kepada civitas akademikanya dalam menyampaikan aspirasi atau seruan darurat demokrasi.
Ketua Presidium PMKRI Bandar Lampung, Robertus Linggar Setiaji mengatakan, posisi perguruan tinggi sebaiknya bersikap netral dan memberikan ruang kepada mahasiswa dan civitas akademika untuk menyuarakan aspirasinya.
“Dan mahasiswa juga harus netral serta mampu memberikan pendapatnya, jika kebijakan-kebijakan pemerintah menciderai demokrasi,” katanya, Kamis, 8 Februari 2024.
Aji, sapaan akrabnya, menilai situasi saat ini berdekatan dengan pesta demokrasi. Maka dasar gerakannya tentu harus jauh dari keberpihakan kepada pasangan calon (paslon) ataupun kepentingan individu.
Menurutnya, jika hal itu benar-benar dilakukan dan gerakan yang lahir adalah berdasarkan kecintaan pemuda kepada Tanah Air, maka pihaknya tidak ragu untuk mendukung penuh.
“Tak hanya itu, gerakan demokrasi juga sejalan dengan posisi civitas akademika yang menjadi mitra kritis terhadap kebijakan pemerintah,” kata dia.
Dia mengatakan sikap PMKRI menanggapi riuhnya gerakan kampus mengawal demokrasi saat ini adalah masih dalam tahap mengkaji permasalahan yang terjadi. “Sehingga nantinya, kami bisa menentukan sikap dan tindakan terkait ini,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Bidang Aksi, Kajian, dan Propaganda BEM Unila, Wahyu Romadhon juga menyampaikan tanggapannya. Menurut dia buruknya kondisi demokrasi Indonesia hari ini membuatnya yakin bahwa mahasiswa tentu memiliki keresahan yang sama.
Ia menuturkan gerakan mahasiswa hari ini juga ikut terpolarisasi. Kondisi ini menurutnya membuat suara mahasiswa menjadi terpecah dan sulit bersatu. Namun demikian, dirinya sangat merasa hormat bagi akademisi kampus yang sudah bersuara terkait kondisi demokrasi hari ini.
“Dan memang seharusnya seperti itu, dengan kondisi demokrasi yang buruk hari ini, saya yakin mahasiswa memiliki keresahan yg sama untuk mengawal kembali tegaknya demokrasi di Indonesia,” ucapnya.
Adi Sunaryo