Jakarta (Lampost.co): Rapat pleno pemilihan pelaksana tugas (Plt) ketua umum (ketum) Partai Golkar secara terjadwal berlangsung malam nanti. Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, mengatakan Plt ketum akan menggantikan posisi Airlangga Hartarto.
Menurutnya, rapat akan berlangsung di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, pukul 19.00 WIB. “Pemilihan Plt Ketum pada rapat pleno yang rencana akan terlaksana pada Selasa ini. Proses pemilihan Plt itu harus secara musyawarah mufakat,” ujar Meutya dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024.
Para Wakil Ketua Umum (Waketum) yang berjumlah 11 orang dan menjadi kandidat Plt Ketum Partai Golkar mesti duduk bersama. “Menyarankan para waketum untuk duduk bersama musyawarah mufakat untuk Plt Ketum, sehingga pleno dapat berjalan kondusif,” katanya.
Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari ketua umum Partai Golkar sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024. Pengambilan keputusan mundur tersebut usai mempertimbangkan matang dan demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
“Untuk menjaga keutuhan Partai Golkar. Dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Airlangga melalui keterangan video, Minggu, 11 Agustus 2024.
Mengejutkan
Sebelumnya, Pengamat politik UGM, Mada Sukmajati menilai keputusan mundur Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar sangat mengejutkan.
“Itu keputusan mendadak dan keputusan yang sangat mengejutkan banyak orang,” kata dia.
Ia menyebut membincangkan konflik internal di partai-partai politik di Indonesia, hal itu sebenarnya bukan hal yang baru. “Golkar pascaSoeharto memang ada fiksi internal. Hal itu kemudian yang membuat pengelolaan Golkar di periode reformasi sekarang ini berbeda dengan Orde Baru,” ujar dia.
Menurut Mada, Golkar yang sekarang itu sebenarnya sudah baik kalau dilihat dari capaian kinerja elektoralnya. “Sudah terbukti kan 2004 Golkar itu menjadi partai pemenang. Kemudian, di 2009 dia juga menjadi salah satu partai besar bahkan sampai yang 2024 sekarang,” terang dia
Mada menilai setelah pengunduran diri Airlangga masih akan menimbulkan dinamika internal Golkar. Menurutnya, di dalam Golkar pasti merespons situasi ini dengan menggelar pemilihan ketua sementara.
Mada menambahkan situasi ini bisa mengundang kekuatan-kekuatan di luar Golkar untuk menjadi bagian dari pertarungan untuk memperebutkan jabatan pengurus sementara itu. “Saya kira ada kekuatan besar atau paling gak dorongan yang besar ya terhadap keputusan mundurnya Airlangga,” kata dia.