Metro (Lampost.co) — Dugaan penggelembungan suara terjadi di TPS 01 Kelurahan Mulyojati, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro. Terjadinya dugaan penggelembungan suara tersebut lantaran total suara dengan hasil Sirekap berbanding terbalik dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT).
Data yang dihimpun Lampost.co, pada situs Sirekap www.pemilu2024.kpu.go.id/pilegdprd/hitung-suara/wilayah menunjukkan hasil suara yang fantastis di beberapa partai politik yang mengikuti kontestasi pemilu 2024.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meraih 15 suara, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 27 suara, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 20 suara, dan Partai Golongan Karya (Golkar) 846 suara.
Kemudian, Partai NasDem 4 suara, Partai Buruh 6 suara, Partai Gelombang Rakyat Indonesia 800 suara dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 835 suara.
Selanjutnya, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0 suara, Partai Hanura 8 suara, Partai Garuda Republik Indonesia 6 suara, Partai Amanat Nasional (PAN) 7 suara, dan Partai Bulan Bintang (PBB) 505 suara.
Ketua KPU Kota Metro, Nurris Septa Pratama, mengatakan dugaan penggelembungan suara tersebut terjadi lantaran ada kesalahan dalam menginput data.
“Untuk data yang tampil di Sirekap itu termasuk kesalahan teknis. Untuk penghitungan realnya hari ini baru dilaksanakan, dan saya monitor langsung proses itu,” kata dia, Sabtu, 17 Februari 2024.
Dia menjelaskan, untuk mekanisme pleno itu, dasarnya dari pembacaan C1 hasil yang dipegang oleh PPS, PPL dan Panwascam serta para saksi partai politik (parpol) yang ditugaskan.
“Nah, ketika proses itu tidak sama, maka akan kita disamakan, kemudian baru Sirekap yang kita tampilkan akan dibenarkan,” jelasnya.
“Artinya, Sirekap ini alat bantu yang ditampilkan. Ketika proses itu ada kesalahan input ini akan diperbaiki secara otomatis yang disamakan dengan hasil yang diterima oleh C1 Salinan hasil yang juga diterima oleh saksi parpol, panwascam, PPS dan PPK,” imbuhnya.
Dia menyebut, dalam proses penginputan pada aplikasi Sirekap, dilakukan oleh PPK yang disaksikan oleh seluruh saksi.
“Proses mekanisme di kecamatan itu ditampilkan di layar. Kita bacakan pleno ini untuk memastikan angka agar tidak berubah. Proses yang kami sebut kehati-hatian dan memastikan suara yang keluar itu suara yang sesuai dan diperoleh calon,” ungkapnya.
Kemudian, terkait dengan angka yang muncul, Septa menyebut mungkin karena posisi malam dan terjadi salah input.
“Jadi saya mengira salah input. Apalagi Sirekap sedang diserang oleh peretas ya, jadi ini baru beberapa hari proses maintenance dan sudah normal kembali,” kata dia.
“Kami tidak tau pasti tapi kami pastikan aplikasi Sirekap akan sama-sama dilihat dan jika ada yang kurang pas maka akan ada penyesuaian lagi,” pungkasnya.
Nur