MUDIK Lebaran 2025 menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pemudik. Terutama bagi mereka yang melintasi Lampung sebagai gerbang utama Sumatera. Dengan prediksi lonjakan pemudik yang signifikan, berbagai langkah strategis telah dilakukan untuk mengoptimalkan layanan mudik, termasuk pengaturan di Pelabuhan Merak-Bakauheni, kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), serta layanan transportasi darat, laut, dan udara. Pemerintah juga mengacu pada dasar hukum dan kebijakan yang jelas untuk memastikan mudik berjalan lancar sesuai peraturan yang berlaku.
Sebagai pintu gerbang Sumatera, Lampung memainkan peran krusial dalam arus mudik Lebaran setiap tahunnya. Pelabuhan Merak-Bakauheni menjadi jalur utama bagi jutaan pemudik yang bergerak dari Pulau Jawa ke berbagai provinsi di Sumatera. Kementerian Perhubungan telah menetapkan pengaturan khusus untuk menghindari kepadatan di pelabuhan. Selama arus mudik 26-30 Maret 2025, Pelabuhan Merak hanya melayani pejalan kaki dan kendaraan golongan IVa hingga VIa, sementara kendaraan lainnya diarahkan ke Pelabuhan Ciwandan dan BBJ Bojonegara.
Sebaliknya, pada arus balik 4-7 April 2025, pengaturan serupa diterapkan di Pelabuhan Bakauheni untuk mengurai kepadatan.
Selain itu, PT Pelindo Regional 2 Panjang juga menyatakan kesiapannya jika sewaktu-waktu diperlukan tambahan fasilitas untuk mengatasi lonjakan pemudik. Meskipun belum ada instruksi resmi, pihak pelabuhan memastikan bahwa fasilitas telah siap digunakan.
Untuk mendukung kelancaran arus kendaraan, pemerintah memastikan kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). PT Hutama Karya sebagai pengelola telah menyiapkan 192,85 km jalan tol baru, termasuk 74,35 km yang dioperasikan tanpa tarif, serta tambahan 118,5 km ruas fungsional yang akan dibuka khusus untuk mudik. Kesiapan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di jalan nasional dan memberikan alternatif rute bagi pemudik.
Dari sisi transportasi umum, pemerintah telah menyiapkan 30.451 unit bus, 2.550 kereta api, 772 kapal laut, dan 404 pesawat untuk memenuhi kebutuhan perjalanan pemudik. Program mudik gratis juga diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta sejumlah perusahaan BUMN dan swasta guna mengurangi beban biaya pemudik dan mengalihkan sebagian pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa diskon tarif tol sebesar 20% selama delapan hari, yang berlaku untuk semua golongan kendaraan.
Selain itu, harga tiket pesawat kelas ekonomi untuk penerbangan domestik telah diturunkan sebesar 13-14% untuk memastikan masyarakat dapat mudik dengan biaya yang lebih terjangkau.
Kebijakan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 27/2021 tentang Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu. Serta arahan Presiden untuk memastikan transportasi yang aman dan terjangkau bagi masyarakat. Kementerian Perhubungan juga telah membuka Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025. Mereka yang beroperasi 24 jam untuk memantau dan mengendalikan arus mudik secara nasional.
Meski berbagai persiapan telah dilakukan, mudik Lebaran tetap menyimpan sejumlah tantangan, seperti kemacetan, cuaca ekstrem, dan potensi kecelakaan lalu lintas. Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan. Pihak kepolisian bersama Dinas Perhubungan telah menyiapkan sistem rekayasa lalu lintas, termasuk one way dan contra flow di beberapa titik rawan.
Di Lampung, beberapa ruas jalan yang sebelumnya mengalami kerusakan telah diperbaiki untuk memastikan kelancaran arus kendaraan.
Pemerintah daerah juga menyiapkan rest area yang memadai, dengan fasilitas tambahan seperti pos kesehatan dan pos pengamanan terpadu.
Keberhasilan mudik Lebaran 2025 tidak hanya bergantung pada pemerintah. Tetapi juga pada kedisiplinan masyarakat dalam mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Keselamatan harus menjadi prioritas utama, baik bagi pemudik maupun penyelenggara layanan transportasi. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan mudik tahun ini benar-benar menjadi perjalanan yang menyenangkan dan penuh berkah bagi seluruh masyarakat.