Bandar Lampung (Lampost.co) — Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur sebagai dua faktor utama dalam meningkatkan kualitas daerah.
Menurut Mirza, peningkatan kualitas SDM dan ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi langkah strategis dalam memperkuat daya saing Provinsi Lampung.
“Dua faktor penting dalam meningkatkan nilai tambah komoditas adalah SDM yang unggul dan infrastruktur pendukung. Peningkatan kualitas manusia menjadi prioritas utama agar Lampung bisa tumbuh lebih cepat dan berdaya saing,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pemprov Lampung Buka Ruang Kolaborasi untuk Bangun SDM
Gubernur menuturkan, hingga saat ini sekitar 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung masih disumbang dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Sementara itu, sektor industri pengolahan baru berkontribusi sekitar 16 persen.
“Artinya, masih banyak komoditas lokal kita yang belum diolah sehingga belum memberikan nilai tambah optimal bagi masyarakat,” jelasnya.
Mirza menambahkan, peningkatan kualitas SDM akan menjadi kunci agar Lampung bisa bertransformasi dari ekonomi berbasis sumber daya alam menuju ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi.
“Semakin unggul SDM kita, semakin besar potensi nilai tambah yang bisa di hasilkan dari komoditas unggulan daerah,” katanya.
IPM Lampung
Namun, Mirza juga menyoroti tantangan besar yang sedang Provinsi Lampung hadapi. Yaitu rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung yang masih berada di posisi terendah di Sumatera dan peringkat ke-25 secara nasional.
“Ini menjadi tantangan serius. Lampung dekat dengan Jakarta, tapi IPM kita masih rendah. Artinya ada potensi besar yang belum di optimalkan, terutama di bidang industrialisasi dan pemberdayaan manusia,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung kini fokus menjalankan berbagai program pelatihan dan inovasi di tingkat desa.
Langkah ini bertujuan agar generasi muda dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan daerah.
“Kami terus mendorong pelatihan inovasi di desa-desa dan membuka ruang kolaborasi bagi anak muda agar mereka bisa berperan aktif dalam pembangunan,” kata Mirza.