Jakarta (lampost.co)–Tradisi pacu jalur tengah menyita perhatian dunia maya. Aksi mendayung puluhan pria di atas perahu panjang viral di media sosial dan menimbulkan rasa takjub netizen global.
Dari TikTok hingga Instagram, momen budaya ini dibagikan jutaan kali. Namun, ada satu hal menarik yang bikin generasi muda makin relate: tulisan “Aura Farming” di bagian haluan perahu, tepat di depan anak joki atau tukang tari.
Apa sebenarnya makna aura farming dalam konteks pacu jalur? Istilah ini bukan bagian dari budaya tradisional awalnya, melainkan lahir dari dunia slang Gen Z dan Alpha. “Aura farming” merujuk pada usaha seseorang untuk memaksimalkan versi terbaik dengan penuh gaya, percaya diri, dan berpesona.
Dalam bahasa kekinian, ini mirip dengan “auramaxxing”. Menurut laman Today yang mengutip Urban Dictionary, aura farming berarti melakukan aktivitas random untuk menambah pancaran pesona atau karisma. Dalam dunia gim dan anime, istilah “farming” identik dengan tindakan repetitif demi meraih item atau nilai—nah, maknanya diserap ke dunia nyata oleh Gen Z untuk menggambarkan bagaimana seseorang meningkatkan daya tariknya, baik secara fisik, gaya, atau sikap.
Menariknya, istilah ini kini muncul dalam perahu pacu jalur, seolah menjadi simbol kolaborasi unik antara budaya lokal dan tren digital masa kini. Anak joki yang berada di haluan perahu tak hanya bertugas menari dan menjaga keseimbangan, tapi juga membawa pesan semangat, energi, dan aura!
Kuantan Singingi
Pacu jalur sendiri adalah tradisi khas dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, berupa lomba mendayung perahu panjang dari kayu gelondongan. Panjang perahu bisa mencapai 40 meter, dan diisi 45–60 pendayung yang kompak bergerak dalam irama cepat. Tak hanya adu kecepatan, lomba ini jadi ajang unjuk kekompakan dan kebanggaan kampung.
Festival pacu jalur digelar setiap tahun, biasanya antara 23–26 Agustus, bersamaan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Ribuan orang berkumpul di tepi Sungai Kuantan untuk menyaksikan perhelatan ini. Dentuman gong, sorak-sorai, dan hiasan perahu yang penuh warna menciptakan suasana meriah khas Melayu.
Dengan munculnya elemen seperti “aura farming”, pacu jalur kini terasa makin dekat dengan generasi muda. Ini bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga budaya hidup yang terus bertransformasi. Jadi, kamu sudah coba aura farming ala pacu jalur belum?