Bandar Lampung (Lampost.co) — Transformasi digital telah menjadi kebutuhan strategis bagi perusahaan di Indonesia, terutama di tengah tantangan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang pesat.
Regional Technical Head untuk ANZ & APAC Mohamed Marjook Hussain membahas langkah-langkah penting yang harus diambil oleh organisasi untuk memanfaatkan peluang ini.
Dengan fokus pada infrastruktur digital, keamanan siber, dan pemberdayaan tenaga kerja, Marjook memberikan wawasan yang relevan untuk dunia bisnis di Indonesia.
Baca juga: Teknologi AI di Oppo Find X8, Transformasi Fotografi dan Produktivitas Digital
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan talenta IT. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Digital, pada 2023, negara ini hanya mampu menghasilkan 6,1 juta talenta digital, jauh dari kebutuhan sebesar 10,5 juta orang. Marjook menyoroti pendekatan inovatif sangat diperlukan untuk menjembatani kesenjangan ini.
“Organisasi harus memberdayakan tenaga kerja internal mereka melalui platform low-code atau no-code. Ini memungkinkan karyawan non-teknis untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan aplikasi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja eksternal,” ujar Marjook.
Dengan langkah ini, perusahaan tidak hanya mengatasi kesenjangan keterampilan tetapi juga menciptakan budaya inovasi yang lebih inklusif.
Platform low-code semakin relevan dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk menyederhanakan proses pengembangan aplikasi, menghemat biaya, dan mempercepat penerapan solusi digital.
“Low-code bukan hanya solusi teknis, tetapi juga strategi bisnis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan,” tambah Marjook.
Low-code membantu organisasi membuat prototipe, melakukan pengujian, dan meluncurkan aplikasi dengan lebih cepat.
Dalam konteks Indonesia, adopsi teknologi ini dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan pasar yang dinamis dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
5G
Peluncuran jaringan 5G di Indonesia membuka peluang besar untuk meningkatkan infrastruktur digital. Dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah, 5G memungkinkan inovasi seperti kota pintar, IoT, dan augmented reality di sektor industri.
Namun, Marjook juga mengingatkan pentingnya pendekatan strategis untuk memanfaatkan potensi ini. “Jaringan 5G harus diintegrasikan dengan solusi keamanan yang kuat untuk melindungi data dan mencegah ancaman siber,” jelasnya.
ManageEngine sendiri telah berkomitmen untuk mendukung perusahaan dalam mengintegrasikan teknologi 5G dengan solusi keamanan yang handal, memastikan bisnis dapat beroperasi dengan efisien dan aman.
Marjook juga menekankan pentingnya membangun tenaga kerja yang siap menghadapi transformasi digital. “Karyawan tidak hanya perlu menguasai keterampilan teknis, tetapi juga harus memiliki pola pikir kolaboratif dan adaptif terhadap perubahan teknologi,” katanya.
Melalui pelatihan berkelanjutan dan program pengembangan, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mereka siap menghadapi tantangan teknologi masa depan.
Transformasi digital bukan lagi sekadar tren, tetapi kebutuhan yang mendesak bagi bisnis di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi seperti low-code, 5G, dan program pemberdayaan karyawan, organisasi dapat memastikan bahwa mereka tetap relevan di era digital.
Terakhir namun tidak kalah pentingnya. Marjook memberikan pesan penting: “Bisnis yang berhasil adalah yang mampu beradaptasi dengan cepat, sambil tetap menjaga keseimbangan antara inovasi dan keamanan.”