Bandar Lampung (Lampost.co) — Nintendo kembali menghadirkan inovasi menarik untuk penggemar setianya. Perusahaan asal Jepang ini baru saja merilis tiga film pendek stop-motion Mario di kanal YouTube Play Nintendo dan Nintendo of Japan. Konten berjudul “It’s Me, Mario!” ini menghadirkan sisi imajinatif sang karakter ikonik dalam format baru yang segar.
Langkah ini tidak hanya sekadar menghadirkan tontonan singkat, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar Nintendo. Ketiga film ini dirilis berbarengan dengan lini produk My Mario, yang ditujukan untuk anak-anak usia dini. Dengan durasi sekitar satu menit per episode, animasi ini dibuat ringan, lucu, dan mudah dinikmati.
Isi dan Tema Tiga Film Pendek
Masing-masing episode menampilkan Mario dalam situasi yang kocak sekaligus menggemaskan.
-
Mario’s Moustache menampilkan Mario yang sibuk menata kumisnya, hingga tiba-tiba berubah menyerupai Wario.
-
Top Hat mengisahkan usaha Mario meraih topi di atas Question Block, sebuah adegan yang kental dengan nuansa khas dunia Mario.
-
Shell Games memperlihatkan Mario bermain-main dengan cangkang Koopa Troopa, menendangnya hingga kembali memantul ke arahnya.
Animasi ini memang sederhana, tetapi justru kehangatan dan nuansa stop-motion membuatnya terasa istimewa. Dengan konsep ringan, film pendek ini berhasil menghibur sekaligus memperkenalkan Mario pada generasi muda.
Bagian dari Strategi My Mario
Film pendek ini merupakan bagian dari promosi lini produk My Mario. Produk-produk dalam lini ini mencakup mainan, pakaian, tas, hingga peralatan makan. Menariknya, Nintendo juga merilis balok kayu yang bisa berfungsi sebagai amiibo. Paket balok ini tersedia dalam set kecil maupun lengkap dengan harga bervariasi.
Saat ini, produk My Mario baru tersedia di toko resmi Nintendo di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Namun, mulai 2026, beberapa produk rencananya dipasarkan secara global. Hal ini menegaskan bahwa Nintendo serius membangun ekosistem baru untuk mengenalkan Mario pada anak-anak dan keluarga di seluruh dunia.
Dirilis Bersamaan dengan Aplikasi Hello Mario
Peluncuran film pendek ini juga sejalan dengan perilisan aplikasi interaktif Hello, Mario!. Aplikasi ini tersedia untuk Nintendo Switch dan perangkat mobile di sejumlah wilayah. Sayangnya, belum semua region mendapatkan akses penuh. Meski begitu, aplikasi ini diprediksi akan segera diperluas agar dapat dinikmati lebih banyak pengguna.
Aplikasi ini menghadirkan aktivitas sederhana yang mengajarkan anak-anak untuk berinteraksi dengan karakter Mario. Dengan kombinasi film stop-motion dan aplikasi interaktif, Nintendo membangun pengalaman menyeluruh bagi audiens muda.
Perayaan Menuju 40 Tahun Mario
Peluncuran film stop-motion ini juga dipandang sebagai pembuka menuju perayaan 40 tahun Mario. Maskot ikonik Nintendo ini pertama kali hadir dalam Donkey Kong pada 1981, kemudian semakin populer lewat Super Mario Bros. di era 1980-an. Hingga kini, Mario tetap menjadi salah satu karakter paling dikenal dalam sejarah industri gim.
Dengan strategi baru, Nintendo tidak hanya mengandalkan gim untuk mempertahankan popularitas. Melalui film pendek, lini produk My Mario, serta aplikasi Hello Mario, perusahaan berhasil memperluas jangkauan Mario ke ranah hiburan keluarga.
Reaksi Penggemar
Respon penggemar terhadap film pendek ini cukup positif. Banyak yang menilai animasinya penuh pesona dan sesuai dengan citra ceria Mario. Walau ada sebagian yang mengomentari suara Mario baru yang berbeda dari pengisi suara legendaris Charles Martinet, daya tarik visual dan kreativitas stop-motion tetap menjadi sorotan utama.
Kesimpulan
Nintendo berhasil mencuri perhatian lewat peluncuran film stop-motion Mario di YouTube. Dengan durasi singkat, animasi sederhana, serta humor khas Mario, tiga film pendek ini terasa menyenangkan untuk semua kalangan.
Lebih jauh, film ini tidak berdiri sendiri. Ia menjadi bagian dari strategi pemasaran My Mario, hadir bersama aplikasi interaktif Hello Mario!, dan sekaligus mengawali perayaan besar 40 tahun Mario.
Nintendo membuktikan bahwa inovasi tidak harus selalu berupa gim baru. Terkadang, film singkat dengan animasi unik mampu menghadirkan nostalgia sekaligus membuka pintu bagi generasi baru untuk mengenal sang tukang ledeng legendaris.








