Bandar Lampung (Lampost.co) — Sony resmi keluar dari Rusia setelah 18 tahun beroperasi. Per 11 Agustus 2025, perusahaan membubarkan entitas Sony Mobile Communications Rus LLC yang berdiri sejak 2007. Keputusan ini menandai berakhirnya kehadiran resmi divisi mobile di pasar Rusia, menyusul langkah serupa dari divisi PlayStation, Sony Music, dan Sony Pictures yang sudah hengkang sejak 2022.
Keluar Bertahap Sejak 2022
Langkah Sony meninggalkan Rusia tidak terjadi sekaligus. Pada Maret 2022, Sony Interactive Entertainment menghentikan pengiriman konsol PlayStation dan menutup akses PlayStation Store. Keputusan itu diambil setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu gelombang sanksi internasional. Pada bulan yang sama, Sony Pictures menangguhkan perilisan film, sementara Sony Music menyusul pada September 2022 dengan menutup operasinya.
Strategi bertahap ini membuat kepergian Sony berbeda dengan perusahaan global lain yang lebih cepat angkat kaki. Sony masih mempertahankan Sony Electronics JSC, unit yang berfokus pada produk elektronik konsumen. Meski begitu, pendapatan perusahaan tersebut anjlok lebih dari 70 persen pada 2024, meskipun laba bersih masih tercatat positif.
Tekanan Sanksi dan Pasar yang Melemah
Faktor utama keluarnya Sony adalah kombinasi tekanan sanksi internasional dan pasar yang makin mengecil. Pada Februari 2025, Uni Eropa mengesahkan paket sanksi ke-16 yang melarang ekspor konsol dan perangkat game ke Rusia. Aturan itu mempersempit jalur distribusi, bahkan untuk barang yang sebelumnya masuk melalui skema parallel import.
Kondisi pasar juga ikut menekan. Tanpa dukungan resmi, konsumen kesulitan mengakses konten digital dan layanan purna jual. Banyak gamer Rusia beralih ke toko digital alternatif atau menggunakan akun asing untuk tetap bermain. Bahkan, sejumlah konsumen mengajukan gugatan terhadap Sony karena penutupan PlayStation Store dianggap merugikan pembeli yang sudah memiliki koleksi digital.
Dampak Bagi Konsumen Rusia
Keluarnya Sony dari Rusia meninggalkan dampak besar bagi konsumen. Penggemar PlayStation harus bergantung pada pasar abu-abu untuk membeli konsol, gim, atau suku cadang. Situasi ini membuat harga produk melambung tinggi dan garansi resmi tidak lagi berlaku.
Di sektor musik dan film, ketiadaan Sony membuat distribusi karya internasional semakin terbatas. Penonton Rusia harus mencari alternatif dari distributor lokal atau layanan streaming yang masih tersedia.
Masa Depan Jejak Sony
Meski unit mobile resmi dibubarkan, Sony Electronics JSC masih tercatat beroperasi. Namun, tren penurunan pendapatan menunjukkan bisnis itu berpotensi menyusul langkah divisi lain. Pertanyaannya, apakah Sony akan benar-benar hilang sepenuhnya dari Rusia, atau tetap mempertahankan sebagian kecil jejak bisnisnya?
Saat ini, semua tanda mengarah pada penyusutan peran. Dengan regulasi makin ketat dan akses pasar terbatas, kehadiran Sony di Rusia kemungkinan hanya bertahan sebentar. Bagi industri global, keluarnya Sony menjadi simbol tekanan geopolitik yang bisa mengguncang bisnis teknologi raksasa dunia.