Bandar Lampung (Lampost.co) — Suara siulan burung-burung menyambut pagi warga Kelurahan Tanahsareal, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 19 Juli 2025. Di bawah sorotan cahaya matahari yang mulai meninggi, Ratih Rizki Pradika membuka laptop berwarna hitam untuk memulai perkuliahan jarak jauh kepada puluhan mahasiswa tingkat strata I di salah satu perguruan tinggi daerah berjuluk Kota hujan itu.
Wanita 29 tahun itu menjalankan rutinitas akhir pekannya itu melalui saluran google meet sebagai media pembelajaran secara online. Metode itu turut didukung dengan 5G dari Telkomsel seiring lokasi rumahnya yang telah terjangkau jaringan tersebut.
Dia mengandalkan layanan bernama Telkomsel Hyper 5G itu untuk memastikan materi yang ditampilkan dalam screen share tetap jernih dengan kualitas gambar terbaik dan suara tetap stabil. Upaya itu demi kenyamanan belajar mahasiswanya.
“5G membuat gambar video lebih berkualitas hingga full HD atau 4K sehingga teks, detail grafis, dan wajah saya serta para mahasiswa terlihat sangat jelas tanpa buffering,” kata Ratih.
Dia mengaku menggunakan teknologi seluler generasi kelima itu melalui layanan Telkomsel Orbit 5G G1. Jaringan itu terpasang di rumahnya sebagai WiFi untuk akses internet keluarganya. Layanan itu bisa tersambung hingga ke 32 perangkat dengan kecepatan internet mencapai 150 Mbps. “Pemakaian di rumah cuma enam perangkat, yaitu orang tua, kakak, dan saya sendiri,” ujarnya.
Penggunaan di rumahnya itu dengan memilih paket Telkomsel Orbit 5G seharga Rp505.000. Biaya itu mendapatkan total data 625 GB. Kuota internet itu terdiri dari 500 GB untuk semua jaringan dan 125 GB khusus 5G selama 24 jam dalam 30 hari.
“Paket ini cukup terjangkau untuk pemakaian sekeluarga. Terlebih, koneksi internetnya cepat dan stabil dengan aktivitas data berat, seperti streaming, upload, dan kerja hybrid, sangat bermanfaat untuk kami di rumah,” kata dia.
Apalagi, dia juga tidak hanya memanfaatkan untuk perkuliahan. Sebab, setiap bulan kerap memberikan materi dalam webinar komunitas yang didirikannya, yaitu Maktabatunnisa. “Zoom komunitas juga sebulan sekali bersama puluhan peserta dari berbagai daerah se Indonesia dan pakai jaringan 5G Telkomsel agar kajiannya tidak terputus karena koneksi internet,” ujarnya.
Pelanggan Telkomsel lainnya, Martono Wibowo turut memanfaatkan jaringan internet super cepat melalui kuota Simpati. Dia bisa menggunakan 5G setelah migrasi SIM card ke tipe USIM. Sistem komunikasi itu membuatnya tetap bisa bermain playstation 5 (PS5) dimana pun tanpa membawa fisik konsol tersebut.
Dia hanya mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memainkan gim berbasis konsol tersebut. “PS-nya di rumah, tapi saya tetap bisa bermain di kantor lewat fitur remote play dan terhubung ke HP (handphone) android,” kata Martono.
Syaratnya, lokasi dan perangkat pemain, baik kartu SIM maupun ponsel telah mendukung jaringan 5G. “Lalu PS5 di rumah dalam posisi rest mode (mode istirahat), bukan mati total (power off),” ujarnya.
Dia mengaku semua syarat terhubung jaringan 5G telah terpenuhi karena kartu SIM bertipe USIM dan ponselnya turut mendukung jaringan 5G Telkomsel. Begitu pula, tempatnya bermain game konsol tersebut yang berada di Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telah terkoneksi Telkomsel Hyper 5G.
Cara Menikmati Telkomsel 5G
Sementara itu, Veronika, personal asisten berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dari Telkomsel turut menjelaskan jaringan 5G melalui fitur chatbot dan advance searching di aplikasi MyTelkomsel Super App.
Sosok avatar wanita itu menguraikan jaringan 5G Telkomsel sebagai teknologi seluler generasi kelima yang dapat dinikmati pelanggan menggunakan smartphone 5G di cakupan area khusus dan terbatas. Layanan 5G Telkomsel beroperasi di frekuensi n40 (2.300 MHz).
Untuk itu, pelanggan harus memiliki ponsel yang mendukung jaringan ultra cepat tersebut. Sementara ini, ada beberapa seri dari hampir seluruh merek ponsel pintar yang mendukung sistem komunikasi itu. Selain itu, nomor yang aktif tersambung layanan 5G dalam tipe USIM. Sedangkan, untuk pelanggan yang masih menggunakan SIM card lama bisa melakukan migrasi menjadi tipe tersebut.
Pelanggan bisa melakukan pengecekan USIM melalui menu “Cek Kartu” di *888*47#, website https://tsel.me/pre5g, atau langsung menghubungi GraPARI atau MyGraPARI terdekat. Selain itu, lokasi pengguna telah tercakup jaringan 5G. Total Telkomsel 5G terdapat di 56 kota se Indonesia, termasuk di Bogor.
Meski begitu, belum semua area di kota-kota besar itu terhubung karena baru tersedia di area-area strategis tertentu. Untuk mengetahui area yang telah terhubung 5G Telkomsel, pelanggan bisa mengeceknya melalui website https://www.telkomsel.com/5G. Masyarakat cukup mengetikkan nama kelurahan atau kecamatan yang ingin dicek untuk melihat ketersediaan jaringan 5G.
Selain itu, pelanggan bisa mengukur kecepatan internet yang dipakai. Martono pun turut mengecek kecepatan internetnya yang menunjukkan download mencapai 163 Mbps dan upload 40 Mbps dengan ping 18 ms. Artinya, kualitas jaringan 5G tersebut sangat bagus dan ideal untuk gaming online, cloud gaming, dan remote play.
Laman itu juga memaparkan berbagai informasi terkait Telkomsel Hyper 5G, di antaranya koneksi responsif dengan latensi rendah dan terhubung ke banyak perangkat tanpa melambat. Lalu daftar pertanyaan (FAQ) yang sering diajukan beserta jawabannya tentang 5G Telkomsel.
Kemudian memberikan rekomendasi penawaran terbaik untuk pengalaman internet ultra cepat, seperti Halo+ dan Telkomsel Orbit. Lalu device bundling yang menawarkan paket pembelian ponsel dengan mendapatkan benefit spesial dari produk Telkomsel.
5G Telkomsel Perlu Terus meluas
Sederet manfaat yang dihadirkan jaringan 5G membuat masyarakat semakin mengharapkan kehadiran teknologi itu agar terus meluas. Terutama bagi daerah yang belum terkoneksi jaringan tersebut, salah satunya Lampung.
Hal itu menjadi harapan Taufik agar Telkomsel Hyper 5G dapat segera menjangkau daerah berjuluk Gerbang Sumatra itu. Pasalnya, lokasi provinsi tersebut terbilang strategis secara nasional karena menjadi perlintasan bagi orang-orang yang datang dari Pulau Jawa atau pergi ke luar Sumatra melalui jalur darat.
“Wisatawan dan bisnis lintas pulau membuat kebutuhan akan jaringan cepat dan stabil sangat krusial,” kata Taufik.
Apalagi, daerah tersebut mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital. Hal itu ditandai banyaknya pelaku UMKM, mahasiswa, dan pekerja digital. Kelompok masyarakat itu membutuhkan koneksi super cepat untuk akses marketplace, remote working, dan pembelajaran daring. Terutama kawasan Kota Bandar Lampung yang berpotensi menjadi smart city.
“Jaringan 5G tentu akan mendukung pembangunan ekosistem digital, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga layanan publik di Lampung,” kata warga Rajasaba, Bandar Lampung itu.
Dia mengaku turut menantikan masuknya Telkomsel 5G di Lampung karena akan menunjang kebutuhannya sebagai streamer gaming. Kehadiran jaringan internet super cepat memacu respons gim menjadi lebih cepat karena latensi sangat rendah. Terlebih, dia kerap melakukan siaran langsung di media sosial saat bermain.
“5G membuat konsistensi koneksi, respons cepat, pengalaman bermain tanpa gangguan, dan live juga tidak terputus ,” kata streamer itu.
Senada, Pemerintah Provinsi Lampung berharap jaringan 5G Telkomsel bisa segera masuk. Pasalnya, koneksi super cepat itu dapat mendukung tata kelola pemerintahan yang modern dan adaptif terhadap kemajuan teknologi. Hal itu ditunjukkan dengan transformasi sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) menuju sistem pemerintahan berbasis digital (SPBD).
Gubernur Lampung, Mirzani Djausal, mengatakan perubahan besar itu sebagai fondasi baru tata kelola pemerintahan yang inklusif, kolaboratif, serta memiliki daya saing tinggi di era revolusi industri 4.0 dan 5.0.
Di antara terobosannya dengan memanfaatkan teknologi AI dan big data, satelit Lampung-1 dan remote sensing, serta aplikasi super app Lampung-In. “Teknologi itu untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis data sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Mirza.
Untuk itu, teknologi digital Pemprov Lampung sangat relevan untuk didukung jaringan 5G karena menuntut konektivitas yang cepat, stabil, dan real-time. Integrasi bersama 5G Telkomsel juga akan memperkuat sistem digital, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang modern dan tanggap zaman.
“5G menawarkan latensi rendah dan bandwidth besar sehingga pertukaran data antarinstansi dan layanan publik berlangsung tanpa delay,” kata dia.
Akselerasi Transformasi Digital
Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mengkomersialkan jaringan 5G di Indonesia sejak 27 Mei 2021 terus melanjutkan ekspansi teknologi seluler generasi kelima itu secara bertahap. Strategi perluasan koneksi itu dengan mempertimbangkan tingkat penetrasi ketersediaan perangkat dan pertumbuhan jumlah pengguna 5G, serta potensi ekonomi daerah.
Tercatat, Telkomsel hingga kini memiliki lebih dari 3.000 base transceiver station (BTS) 5G di 56 kota se Indonesia. Di antaranya Jabodetabek, Solo, Bandung, Batam, Aceh, Surabaya, Balikpapan, Surakarta, Denpasar, Medan, Makassar, dan Palembang. Hal itu menempatkan Telkomsel sebagai operator telekomunikasi seluler dengan jaringan 5G terdepan dan terluas di Indonesia.
Dari jumlah itu, terdapat 261 BTS 5G di Sumatra yang tersebar di Medan 58 BTS 5G, Pekanbaru 35 BTS 5G, dan terbanyak berada di Batam dengan 112 BTS 5G. Sedangkan, wilayah Sumatra bagian selatan (Sumbagsel) menjangkau Palembang dengan 52 BTS 5G. Sementara untuk jaringan 4G telah menjangkau seluruh daerah di Sumatra dengan terdapat lebih dari 41.000 BTS yang melayani lebih dari 51 juta pelanggan seluler dan 1,3 juta pelanggan fixed broadband.
Manager Network Operations and Productivity Lampung, Rizky Amrullah, menjelaskan Lampung terbilang berpotensi untuk dimasuki jaringan 5G. Sebab, letaknya yang strategis sebagai gerbang Pulau Sumatra dengan area yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi sebagai kota industri dan destinasi wisata unggulan.
“Itu keniscayaan dan pasti akan dibangun jaringan 5G. Tapi, sekarang ini masih kota-kota besar di Sumatra dulu, salah satunya Palembang. Mudah-mudahan berikutnya Lampung,” kata Rizky.
Namun, kehadiran jaringan itu masih membutuhkan kesiapan ekosistem yang memadai, seperti perangkat pengguna dan kebutuhan industri lokal terhadap 5G. Hal itu penting untuk mendukung akselerasi transformasi digital, khususnya di Bandar Lampung.
“Kami lihat pasarnya sudah siap atau belum agar penerapan jaringan 5G berjalan efektif dan menjadi enabler utama transformasi digital secara cepat dan merata,” ujarnya.
Senada, General Manager Region Network Operations and Productivity Telkomsel Sumbagsel, Wawan Kuswandono, mengatakan teknologi 5G Telkomsel bukan sekadar untuk peningkatan kecepatan internet. Namun, sebagai kunci dalam memberdayakan kehidupan bangsa.
Visi itu mulai dari mendorong inovasi UMKM dan startup dalam mendukung teknologi, seperti cloud, internet of things (IoT), dan big data sehingga meningkatkan efisiensi, pemasaran digital, dan daya saing global.
Selain itu, transformasi dunia pendidikan bagi mahasiswa dan pelajar agar dapat mengakses pembelajaran daring dan simulasi interaktif tanpa hambatan koneksi sehingga memperluas kualitas pendidikan digital. Begitu pula pada peningkatan kualitas layanan kesehatan, seperti telemedicine real-time, remote surgery, hingga pemantauan pasien jarak jauh.
Dampak lainnya bisa menciptakan peluang kerja digital baru, seperti game online, konten kreator, dan remote work, khususnya bagi generasi muda dan pekerja digital. Di bidang ekonomi lainnya akan mendukung industri 4.0 agar lebih produktif lewat otomasi berbasis IoT dan smart city yang mengadopsi sistem smart traffic dan surveillance.
Untuk itu, ketersediaan jaringan 5G yang merata menjadi fondasi dalam memperkuat daya saing dan pemerataan ekonomi digital, sekaligus pengalaman digital yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. “5G itu fondasi konektivitas real-time dan automasi,” kata Wawan.
Sejalan dengan itu, Telkomsel terus memperluas cakupan site 5G hingga ke seluruh wilayah strategis di Indonesia, khususnya Sumbagsel. “Langkah itu diharapkan mampu mempercepat akselerasi ekonomi digital dan memperkuat daya saing Indonesia di kancah global,” kata dia.
