Bandar Lampung (Lampost.co) — YouTube resmi mengumumkan pembaruan kebijakan besar terkait monetisasi konten melalui program YouTube Partner Program (YPP). Perubahan ini menekankan pentingnya konten orisinal, serta memperketat aturan terhadap video copy-paste dan konten berbasis AI tanpa nilai tambah.
Poin Penting:
- Video AI bisa bikin channel langsung didemonetisasi!
- Reused content kini benar-benar masuk daftar hitam.
- Monetisasi YouTube tak lagi semudah dulu lagi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya platform menjaga ekosistem kreator agar tetap autentik dan bertanggung jawab. lebih lanjut, jika kamu kreator konten, memahami aturan ini bisa menjadi pembeda antara tetap menghasilkan atau kehilangan monetisasi.
🎯 Fokus Utama: Monetisasi Hanya untuk Konten Orisinal
Dalam laman resmi YouTube Help, YouTube menegaskan bahwa YPP kini hanya untuk konten yang original dan bernilai tambah.
Apa saja yang dianggap melanggar?
-
Video hasil copy-paste dari sumber lain tanpa pengubahan signifikan
-
Konten ulang dengan struktur template berulang
-
Kompilasi video yang tidak ditambahkan narasi, komentar, atau analisis
Kreator yang menggunakan ulang konten tanpa memberikan perubahan bermakna akan ditolak saat mendaftar YPP atau bahkan dikeluarkan dari program.
🤖 AI-Generated Video Kini Mendapat Pengawasn Ketat
Perhatian utama juga tertuju pada tren meningkatnya konten berbasis kecerdasan buatan (AI). Mulai 15 Juli 2025, YouTube akan menonaktifkan monetisasi pada channel yang mengandalkan video AI tanpa transformasi kreatif dari manusia.
Menurut laporan Insider Gaming, video berbasis AI yang hanya menampilkan narasi tanpa opini, ilustrasi otomatis tanpa konteks, atau animasi tanpa penceritaan manusia akan mereka anggap melanggar kebijakan YPP.
⚠️ Tidak Cukup Hanya “Menampilkan” — Harus Ada Nilai Tambah
YouTube menyarankan kreator yang menggunakan AI untuk:
-
Menambahkan komentar pribadi
-
Memberi konteks, analisis, atau sudut pandang
-
Membuat modifikasi signifikan dari sumber AI
Tanpa semua itu, pihak YouTube akan mengangkap konten “reused” atau “mass-produced”, dan tidak layak monetisasi.
🏷️ Label Khusus untuk Video AI
Selain itu, YouTube juga memberlakukan kebijakan transparansi. Mulai pertengahan 2025, kreator wajib menambahkan label pada video yang mereka buat atau modifikasi oleh AI.
Label ini akan tampil:
-
Di bagian deskripsi atau player YouTube
-
Secara mencolok jika konten menyangkut politik, kesehatan, atau isu sensitif lainnya
Jika kreator gagal mencantumkan label, konsekuensinya bisa berupa penangguhan monetisasi atau sanksi administratif.
📆 Timeline Penerapan Aturan Baru
Tanggal | Kebijakan Baru |
---|---|
Sekarang | Penegakan pada konten reused/copy-paste |
15 Juli 2025 | Penegakan pada konten AI tanpa transformasi |
2025 Q3-Q4 | Label AI diwajibkan di semua video tertentu |
YouTube akan mengandalkan review otomatis dan manual untuk menilai kelayakan monetisasi tiap konten.
💡 Tips Agar Channel Tetap Aman
Agar tetap aman dalam monetisasi, kreator sebaiknya:
-
Fokus pada pembuatan konten asli
-
Jika menggunakan AI, beri komentar atau analisis manusia
-
Hindari template konten berulang tanpa variasi
-
Selalu cermat memberi label jika menggunakan teknologi AI
-
Pelajari ulang YouTube Partner Program policies dan Community Guidelines
🔎 Studi Kasus: Channel Terkena Dampak
Beberapa channel yang hanya mengunggah kompilasi AI-generated video atau narasi otomatis tanpa editing kehilangan monetisasi. Banyak dari mereka yang tidak menyadari pentingnya “transformasi” dalam proses kreatif.
✍️ Kesimpulan
Kebijakan baru ini menunjukkan bahwa YouTube berkomitmen menjaga kualitas dan keaslian kontennya. Kreator kini tidak hanya harus produktif, tetapi juga orisinal, jujur, dan kreatif—terutama dalam penggunaan AI.
Untuk kamu yang berencana mengembangkan channel YouTube dengan bantuan AI, pastikan selalu ada sentuhan manusia. Selain itu, YouTube Partner Program bukan untuk konten instan, tapi untuk karya yang punya nilai otentik.