Liwa (Lampost.co) — Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus meminta masyarakat khususnya yang mengikuti kegiatan pesta Sekura untuk tidak mencederai seni budaya Sekura. Hal ini seperti bersikap anarkis, mengenakan pakaian yang tidak sopan serta meminta-minta kepada pengguna jalan.
“Saya minta jangan ada yang merusak keindahan budaya Lambar yang sudah mendunia ini. Jangan gunakan pakaian yang kurang sopan dan meminta-minta terhadap pengguna jalan, apalagi anarkis. Karena Sekura ini identik dengan membawa senjata tajam,” kata Parosil Mabsus.
Permintaan itu ia sampaikan saat menyaksikan langsung perhelatan pesta Sekura di Pekon Way Empulau Ulu, Kecamatan Balik Bukit dan di Pekon Kembahang, Kecamatan Batu Brak, Rabu, 2 April 2025.
Baca Juga:
Puluhan Grup Penari Sekura Meriahkan Festival Budaya Sekala Bekhak
Parosil juga mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya pesta Sekura Cakak Buah yang biasa terlaksana di setiap awal Syawal atau setelah Hari Raya Idulfitri.
“Sekura adalah tradisi unik yang hanya dimiliki oleh Lampung Barat. Tidak semua daerah memiliki budaya seperti ini. Karenanya mari lestarikan tradisi Sekura ini agar terus beradab dan penuh nilai-nilai luhur,” tambahnya.
Secara Positif
Ia berpesan kepada masyarakat Lampung Barat untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi ini dengan memeriahkannya secara positif.
“Jangan sampai seni budaya pesta Sekura ini menimbulkan hal negatif. Apalagi secara filosofi kegiatan ini mengajarkan tentang gotong royong dan kebersamaan antar masyarakat yang menjadi dasar untuk membangun Lampung Barat menjadi kabupaten yang lebih baik lagi,” jelas Parosil.
Ia mengaku sangat mengapresiasi dan berharap agar marwah adat dan budaya Lampung Barat terus terjaga dan melestarikannya. Karena itu setiap kegiatan yang terlaksana tetaplah melakukan hal-hal positif. Serta mengedepankan adab dan norma sopan santun juga tidak meminta-minta kepada pengguna jalan.