Bandar Lampung (Lampost.co) – Jajaran Polda Lampung, dan Polres mengamankan 399 orang saat pelaksanaan operasi penyakit masyarakat (Pekat) yang tergelar pada 1–14 Mei 2025. Kapolda Lampung, Irjen Pol. Helmy Santika mengatakan, 399 orang yang teramankan berasal dari 224 perkara.
“Seperti curat, curas, dan curanmor (C3). Lalu yang utama tindakan negatif dari individu maupun kelompok yang mengganggu ketertiban umum seperti pungli dan pemerasan,” ujar Helmy, Senin, 19 Mei 2025.
Kemudian Kapolda menjelaskan, dari 399 orang yang teramankan, 121 orang telah tertetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, 278 orang melakukan pembinaan. Aparat juga menyita berbagai macam barang bukti, seperti 2 unit mobil, 51 motor, 3 senjata api, 8 amunisi, 17 senjata tajam, 16 unit HP, uang Rp.8,4 juta dan barang bukti lainnya.
“Polda Lampung terus berkomitmen menindak tegas, segala kejahatan, khususnya premanisme wilayah Lampung. Kami juga terus melakukan kegiatan patroli, dengan berbagai pihak. Dan tetap akan kami massifkan untuk ciptakan situasi aman dan tertib. Pokoknya, tidak ada ruang bagi premanisme wilayah Lampung,” kata Alumnus Akabri 1993 itu
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Lampung, Kombes Pol. Pahala Simanjuntak mengatakan dari pengungkapan tersebut. Beberapa kasus seperti terkait pungli yang terlaksanakan oleh sejumlah orang kepada supir truk. “Kalau mereka nggak bayar, suruh putar balik,” katanya.
Aksi Damai
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Kepolisian Daerah (Polda) Lampung. Terlebih dalam menindak praktik premanisme dan pungutan liar (pungli) yang meresahkan masyarakat sejumlah titik jalan lintas provinsi ini.
Ketua Umum Badko HMI Sumbagsel, Tommy Perdana Putra, mengatakan bahwa hanya dalam dua hari setelah aksi damai yang mereka gelar. Beberapa pos pungli yang sebelumnya beroperasi kini sudah tak lagi terlihat.
“Kami yang beberapa waktu lalu melakukan aksi damai depan Polda Lampung. Salah satu tuntutan untuk memberantas aksi premanisme dan pos-pos pungli, kini melihat hasil konkret. Dalam dua hari terakhir, pos tersebut tidak lagi beroperasi. Kami ucapkan terima kasih atas tindakan cepat Polda Lampung,” ujar Tommy di Mapolda Lampung, Senin, 19 Mei 2025.
Kemudian aksi damai itu, menurut Tommy, keresahan para sopir truk dan pelaku usaha yang kerap menjadi korban pungli saat melintasi jalur utama Provinsi Lampung.
“Kami sangat menyoroti persoalan ini. Karena aksi premanisme dan pungli menimbulkan keresahan serta ketidaknyamanan. Hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung,” tambahnya.
Lalu ia menegaskan bahwa HMI sebagai organisasi mahasiswa memiliki peran penting sebagai penyambung lidah rakyat. Dan akan terus mengawal persoalan-persoalan yang menyentuh kepentingan masyarakat.
“Kami HMI dididik untuk menjadi ujung tombak pergerakan dalam mewujudkan keadilan sosial. Kami tidak akan berhenti mengingatkan instansi dan institusi pemerintahan. Khususnya di Provinsi Lampung, untuk terus bersama rakyat,” katanya.