Bandar Lampung (Lampost.co) – Di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Sektor ultra mikro dan UMKM tetap menjadi penopang penting perekonomian nasional. Oleh sebab itu Permodalan Nasional Madani (PNM) Provinsi Lampung hadir untuk menggerakan roda ekonomi.
Hal itu tersampaikan oleh Pimpinan Permodalan Nasional Madani (PNM) Provinsi Lampung, Alfian Langkaman. dalam program Dialog Spesial Metro TV Lampung bersama Pemimpin Redaksi Lampung Post, Abdul Ghofur, di Studio Lampung Post, Rabu, 2 Juli 2025. Dalam podcast tersebut, ia juga mengulas peran strategis PNM dalam membina pelaku usaha kecil.
Kemudian Alfian menjelaskan bahwa PNM adalah lembaga keuangan milik negara yang tergabung dalam holding ultra mikro bersama BRI dan Pegadaian. Berbeda dari lembaga keuangan konvensional. PNM lebih menekankan aspek pendampingan dan pemberdayaan daripada sekadar penyaluran modal.
“Modal hanya bagian kecil. Justru fokus utama kami adalah pendampingan sosial dan pelatihan kapasitas,” ujarnya.
627.000 Nasabah
Selanjutnya ia menjelaskan, untuk Lampung, PNM telah melayani lebih dari 627.000 nasabah aktif. Mayoritas adalah ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam 32.000 kelompok usaha Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).
“PNM Lampung menjadi salah satu cabang terbesar di Indonesia. Dengan 112 unit kerja dan 1.800 karyawan yang mayoritas adalah Gen Z,” ungkap Alfian.
Lalu PNM memiliki dua program utama, Mekaar untuk tahap awal pemberdayaan ibu-ibu prasejahtera. Dan Unit Layanan Modal Mikro sebagai tahap lanjutan untuk pelaku usaha yang telah mandiri.
“Kami membangun ekosistem berjenjang. Setelah nasabah Mekaar naik kelas, mereka bisa melanjutkan kepada Unit Layanan Modal Mikro. Hingga akhirnya menjadi nasabah bank konvensional,” katanya.
Kemudian Alfian juga menyoroti pentingnya pendekatan personal dalam pendampingan. Terutama karena mayoritas pendamping lapangan adalah anak muda. “Kami sesuaikan pendekatannya. Dari yang dulu formal. Sekarang jadi personal coaching dengan gaya bahasa yang akrab seperti ‘besti’,” ujarnya.
Selain itu, PNM juga aktif mengedukasi nasabah terkait literasi keuangan dan digitalisasi. Serta membangun kembali pertemuan kelompok mingguan pasca pandemi. “Sekarang sekitar 60% kelompok di Lampung sudah aktif kembali,” tambahnya.
Lalu terkait jenis usaha, sebagian besar nasabah PNM Lampung bergerak pada bidang perdagangan kecil. Seperti penjual sembako, makanan ringan, dan jajanan. Meski demikian, sektor industri rumahan dan kreatif juga mulai berkembang.
Kemudian PNM tak berjalan sendiri, mereka aktif membangun kolaborasi dengan pemda, desa, hingga media. Salah satu daerah yang dinilai responsif adalah Lampung Barat. Bahkan mengundang PNM dalam forum-forum Musrenbang.
“Prinsip kami sederhana, bekerja sambil beribadah. Dalam setiap pelatihan dan pendampingan, kami berharap manfaatnya bukan hanya ekonomi. Tapi juga sosial dan spiritual,” tutup Alfian.