Bandar Lampung (Lampost.co)–Terkait dengan persoalan yang melibatkan Sugar Grup Companies (SGC) dan menjadi sorotan masyarakat, termasuk oleh Pembina Perjuangan Rakyat Nusantara Resmen Kadapi yang meminta agar melihatnya dari sisi berbeda.
Rasmen mengatakan SGC merupakan perusahaan yang menjadi aset Lampung, karena mampu menyerap 60 ribu tenaga kerja dan memenuhi kebutuhan 13 persen gula konsumsi rumah tangga.
Rasmen menyebut jangan sampai hanya karena polemik terkait luas lahan, lantas menguras energi dan potensi kehilangan investasi besar. “Tak mudah mendatangkan investor yang bisa menyerap begitu banyak tenaga kerja dan memasok kebutuhan gula konsumsi nasional,” ujarnya, 19 Juli lalu.
Baca Juga: DPRD Lampung Desak Pengukuran Ulang HGU SGC
Sementara, banyak perusahaan besar lainnya yang tak peduli terhadap pendidikan dan masyarakat. Bahkan mereka tak sedikit lahannya berada di kawasan register atau kehutanan malah terbiarkan oleh Provinsi Lampung, kata pengacara ini.
Menurutnya, jangan sampai akibat berbagai polemik yang muncul akhir-akhir ini soal luas lahan, produktivitas terganggu, tenaga kerja terancam. Dan pasokan gula konsumsi nasional jadi tak bisa terpenuhi oleh perusahaan ini.
Jika ada masalah, para pihak yang berkepentingan tinggal duduk bareng agar ketemu data akurat luas lahan PT SGC, jelasnya.
Belakangan ini, polemik soal berapa luas lahan sesungguhnya SGC. Ada yang mengatakan lahannya 75.600 ha pada tahun 2019, Kantor ATR/BPN Tulangbawang mencatat 86.000 ha. Sementara situs resmi DPR RI menyebutkan 116.000 ha, sementara BPS pada 2013 mencatat 141.000 ha.