Bandar Lampung (Lampost.co) — Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung terus berupaya menambah pengembalian kerugian negara. Apalagi dari perkara korupsi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Terbanggi Besar Pematang Panggang — Kayu Agung (Terpeka) tahun anggaran 2017–2019.
Sementara proyek ini tergarap oleh PT Waskita Karya. Hingga, Selasa, 7 Oktober 2025, total kerugian negara yang dapat dikembalikan dalam perkara ini sebesar Rp11,14 miliar.
Hal tersebut tersampaikan oleh Kepala Seksi Penyidikan (Kasidik) Kejati Lampung, Massagus Rudy. Ia menyatakan bahwa salah satu tersangka telah menyerahkan uang pengembalian kerugian negara sebesar Rp.6 miliar.
“Dengan penyerahan ini, total pengembalian oleh tersangka tersebut sudah mencapai Rp7,42 miliar. Sementara jika kita total dari seluruh tersangka, jumlahnya mencapai Rp11,14 miliar. Seluruh dana pengembalian dari tersangka tersebut saat ini telah masuk Rekening Penerimaan Lainnya (RPL) 017 Kejati Lampung pada Bank Syariah Indonesia (BSI).” ujarnya, Selasa,7 Oktober 2025.
Kemudian pengembalian uang kerugian negara ini merupakan bagian dari proses hukum yang akan diperhitungkan dalam tahap penyidikan hingga persidangan. “Nantinya, setelah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht). Seluruh uang sitaan dan rampasan akan tersetorkan kepada kas negara sebagai Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP),” katanya.
Selanjutnya Kejati Lampung masih terus mengupayakan pemulihan kerugian negara secara maksimal dengan menelusuri aset para tersangka serta mendalami keterangan dari saksi-saksi. Proses penyidikan, termasuk atas nama tersangka IN, juga masih terus berjalan untuk memastikan apakah ada pihak lain yang turut terlibat.
Sebelumnya dalam perkara ini, 3 orang tertetapkan sebagai tersangka berinisial IN selaku Kepala Divisi V PT. Waskita Karya. Lalu WM alias WDD selaku Kasir Divisi V Waskita Karya dan TG alias TWT selaku Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan Divisi V Waskita Karya.