Jakarta (Lampost.co) — PT Bukit Asam Tbk (PTBA) semakin mengukuhkan perannya sebagai perusahaan tambang berbasis inovasi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan tidak hanya fokus pada transisi energi, tetapi juga memperluas hilirisasi batu bara ke sektor pertanian demi mendukung swasembada pangan nasional.
Poin Penting:
-
PTBA luncurkan produk BA Grow (kalium humat) dari batu bara.
-
Mendukung swasembada pangan, hilirisasi industri, dan transisi energi hijau.
-
Produk telah memenuhi standar Kementerian Pertanian.
Jadikan Batu Bara Jadi Kalium Humat
PTBA berhasil mengolah batu bara menjadi kalium humat, bahan alami yang berperan vital dalam meningkatkan kesuburan tanah. Perusahaan akan segera mengomersilkan produk bernama BA Grow itu dalam bentuk cair dan padat, serta telah memenuhi standar resmi Kementerian Pertanian.
Langkah ini selaras dengan Asta Cita Presiden RI yang menekankan kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat. PTBA bukan hanya menciptakan nilai tambah, melainkan membuktikan batu bara dapat bertransformasi dari “si hitam” menjadi solusi hijau untuk masa depan pertanian Indonesia.
Baca juga: PTBA Dukung Kelanjutan Bisnis Berbasis Good Mining Practices
“Batu bara tidak selalu identik dengan energi fosil yang hitam. Dengan teknologi yang tepat, batu bara bisa menjadi solusi ramah lingkungan bagi sektor pangan nasional,” ujar Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, dalam Hipmi-Danantara Indonesia Business Forum 2025 di Jakarta.
Kolaborasi Multipihak
PTBA membuka peluang kolaborasi dengan akademisi, investor, dan mitra teknologi. Bersama ahli geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), PTBA telah menjalankan pilot project dan menghasilkan 150 ton kalium humat per tahun.
Turino menegaskan PTBA menyadari hilirisasi strategis untuk pertanian tidak dapat berjalan tunggal. Perusahaan mengundang mitra strategis agar hilirisasi batu bara benar-benar berdampak pada ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan lingkungan.
BA Grow Sudah Diuji
Menurut Turino, efektivitas BA Grow telah teruji dalam lahan pertanian padi dan hortikultura di beberapa provinsi, termasuk Lampung dan Jawa Tengah. Hasilnya, produktivitas tanaman meningkat 15 hingga 30 persen daripada pemakaian pupuk kimia biasa. Petani juga melaporkan kondisi tanah menjadi lebih gembur dan mampu menahan air lebih lama sehingga lebih efisien pada musim kemarau.
PTBA menargetkan BA Grow tidak hanya untuk petani skala kecil, tetapi juga sektor perkebunan besar, seperti tebu, sawit, dan hortikultura ekspor. Hilirisasi akan masuk program kemitraan BUMN dan pemerintah daerah. Hal itu agar memberikan dampak langsung bagi ketahanan pangan, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan produktivitas nasional.
Standar Ramah Lingkungan
PTBA memastikan proses produksinya dengan standar ramah lingkungan. Proses konversi batu bara ke kalium humat tidak menghasilkan limbah berbahaya, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap prinsip ESG (environmental, social & governance) dan net-zero emission di masa depan.








