Bandar Lampung (Lampost.co) — Rencana penerapan redenominasi rupiah membutuhkan persiapan yang panjang dan terukur. Kebijakan penyederhanaan nominal mata uang tidak hanya menyangkut aspek teknis. Namun, juga kesiapan masyarakat dan adaptasi sistem ekonomi secara menyeluruh.
Guru Besar Ekonomi Universitas Lampung, Prof. Nairobi, mengatakan secara ekonomi dampak redenominasi tidak signifikan dalam jangka pendek. Efeknya lebih terasa pada sisi psikologis dan efisiensi pencatatan transaksi.
Menurutnya, kebijakan itu dapat memperkuat posisi rupiah dalam jangka panjang karena membuat mata uang Indonesia lebih setara dan mudah dibandingkan dengan mata uang negara lain.
“Saya melihat rencana redenominasi ini sebagai upaya menjunjung harkat dan martabat bangsa. Redenominasi membuat posisi mata uang dapat kembali normal dan sejajar dengan negara lain. Lalu bisa meminimalkan peredaran uang melalui penukaran ke desain baru,” ujarnya, Kamis, 20 November 2025.
Nairobi menyebut, dampak positif kebijakan akan muncul dalam jangka panjang. Persiapan yang matang sangat perlu agar dampaknya positif bagi stabilitas ekonomi nasional.
“Semakin baik persiapannya, semakin kuat posisi dalam transaksi maupun negosiasi harga dengan negara lain. Dampaknya bukan jangka pendek, tapi jangka panjang,” kata dia.
Sosialisasi menjadi aspek krusial dalam prosesnya. Informasi mengenai perubahan nilai, logika pembulatan, serta dampaknya terhadap transaksi harus sampai dengan bahasa sederhana yang mudah semua lapisan masyarakat pahami.
Ia menjelaskan, masyarakat perlu memahami perubahan sistem pembayaran, nilai harga barang, hingga konversi pada transaksi sehari-hari. Hal teknis penyiapan pecahan uang baru di atas dan di bawah satuan rupiah juga harus jelas.
Dunia bisnis bisa menjadi sektor yang paling merasakan dampak langsung. Redenominasi akan menyentuh pembaruan akuntansi, penyesuaian mesin kasir, revisi kontrak, hingga pembukuan.
Tahapan implementasi redenominasi mencakup sosialisasi intensif, masa transisi ketika uang lama dan baru beredar bersama, hingga penerapan penuh.
Renovasi Besar Ekonomi Nasional
Ia mengibaratkan redenominasi sebagai renovasi besar dalam bangunan ekonomi nasional yang memerlukan perencanaan matang serta kesiapan masyarakat untuk beradaptasi.
“Yang paling menentukan bukan kebijakannya, tapi bagaimana eksekusinya. Jika berjalan mulus akan meningkatkan kredibilitas rupiah di mata dunia. Jika tidak, justru dapat memicu instabilitas,” tegasnya.
Ia menambahkan, tujuan utama redenominasi bukan membuat uang menjadi kecil, melainkan menciptakan sistem transaksi dan pencatatan yang lebih efisien serta mudah dipahami, baik masyarakat maupun pelaku usaha.
Namun, persiapan menyeluruh dan sosialisasi yang tepat membuat redenominasi dapat menjadi simbol kerapihan sistem ekonomi sekaligus penguatan harga diri bangsa.






