Jakarta (Lampost.co) — Presiden Prabowo Subianto kembali mendatangi wilayah terdampak banjir di Aceh, Minggu (7/12). Kedatangannya itu menjadi kunjungan kedua Prabowo dalam sepekan setelah sebelumnya melakukan pengecekan awal pada 1 Desember.
Prabowo kali ini meninjau percepatan pembangunan jembatan bailey di Kabupaten Bireuen sekaligus memimpin rapat terbatas terkait langkah penanganan pascabencana.
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo menyampaikan tujuh instruksi strategis kepada jajarannya. Di antaranya percepatan pemulihan infrastruktur, penanganan pertanian terdampak, hingga teguran keras terhadap kepala daerah yang tidak berada di lokasi bencana saat kejadian terjadi.
-
Kerahkan Semua Kekuatan TNI-Polri
Prabowo menunjuk KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak sebagai Komandan Satgas percepatan perbaikan jembatan dan infrastruktur terdampak banjir. Ia meminta pengerjaan jembatan dapat selesai dalam waktu satu hingga dua minggu agar akses distribusi bantuan kembali normal.
Prabowo juga meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggerakkan seluruh sumber daya untuk mendukung pemulihan wilayah. “Seluruh kekuatan TNI-Polri harus turun langsung di kawasan terdampak,” kata Prabowo.
-
Tanyakan Pemulihan Listrik Aceh
Dalam kesempatan itu, kepala negara mengecek perkembangan pemulihan listrik di Aceh kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Bahlil menyampaikan 97% wilayah Aceh sudah kembali menyala. Presiden mengapresiasi perkembangan itu dan menegaskan pemerintah hadir untuk mengatasi kesulitan masyarakat.
-
Utang KUR Petani Dihapus
Prabowo mengumumkan penghapusan utang kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani terdampak banjir di Aceh dan wilayah Sumatera lainnya. Keputusan itu dengan dasar bencana alam sebagai kondisi force majeure.
Ia menegaskan petani tidak perlu cemas soal kerusakan sawah dan fasilitas pertanian karena pemerintah akan membantu pemulihan dan rehabilitasi.
-
Ingatkan Pejabat Jangan Ambil Keuntungan
Dalam rapat terbatas di Lanud Aceh, Prabowo menegaskan tidak ingin ada pihak yang memanfaatkan momentum bencana untuk memperkaya diri.
Ia meminta semua jajaran kementerian, pemda, hingga aparat penegak hukum memeriksa pelaksanaan proyek dan distribusi anggaran secara ketat. Dia menegaskan akan memberikan tindakan keras jika ditemukan pelanggaran.
-
Minta Dokter Internship Dikerahkan
Menanggapi minimnya tenaga medis di beberapa wilayah terdampak, Prabowo meminta dokter internship dan tenaga koas dapat ditempatkan di lokasi bencana. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan permintaan bantuan 300 tenaga kesehatan tambahan untuk penanganan di puskesmas dan titik evakuasi.
Dia meminta Menkes mendata jumlah dokter magang yang bisa segera turun bersama dengan tenaga kesehatan TNI-Polri.
-
Evaluasi Distribusi Bantuan Via Helikopter
Presiden menyoroti mekanisme penyaluran bantuan dari udara yang sebelumnya mendapat kritik karena sejumlah bantuan dijatuhkan begitu saja dari helikopter.
Kepala BNPB Suharyanto melaporkan kini bantuan menggunakan mekanisme yang lebih aman, termasuk parasut dan sling rope. Dia meminta proses distribusi yang cepat, aman, dan menjangkau seluruh wilayah yang sempat terisolasi.
-
Perintahkan Pemrosesan Kepala Daerah yang “Lari”
Dalam kesempatan itu, Prabowo menyinggung Bupati Aceh Selatan Mirwan MS yang pergi ke luar negeri di tengah kondisi bencana.
Ia meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memproses tindakan tersebut. Prabowo mengibaratkan langkah itu sebagai tindakan desersi dalam dunia militer meninggalkan anak buah saat situasi bahaya.








