Bandar Lampung (Lampost.co) — Program beasiswa pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa Pemkot Bandar Lampung mendapat sorotan dari pengamat pendidikan. Program tersebut harus tepat sasaran agar manfaatnya benar-benar masyarakat rasakan.
Poin Penting:
-
Pemberian beasiswa pendidikan harus tepat sasaran.
-
Beasiswa dinilai mendorong partisipasi pendidikan.
-
Pemerintah untuk menjaga keberlanjutan program.
Pengamat pendidikan Lampung, Undang Rosidin, menegaskan pentingnya ketepatan penerima beasiswa. Menurut Undang, pemerintah daerah perlu memastikan panduan penyaluran beasiswa berjalan jelas. Kriteria penerima harus tersusun secara rinci dan terukur.
“Cek panduan penyaluran beasiswanya. Apa kriterianya sudah sesuai atau belum. Beasiswa harus tepat sasaran,” ujar Undang Rosidin, Senin, 29 Desember 2025.
Baca juga: Seleksi Ketat bagi Penerima Beasiswa Pemkot Bandar Lampung 2025
Selain itu, dia juga mengingatkan agar seleksi penerima tidak sekadar administratif. Pemerintah harus memastikan bantuan menyentuh pelajar dan mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.
Meski demikian, Undang mengapresiasi program beasiswa pendidikan Pemkot Bandar Lampung. Menurutnya, kebijakan tersebut mampu mendorong peningkatan partisipasi pendidikan.
Dia menilai beasiswa berpotensi meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Lampung, khususnya Bandar Lampung. Oleh karena itu, program tersebut layak mendapat dukungan. “Program ini sangat bagus dan perlu didukung,” kata Undang.
Undang mempertanyakan durasi pemberian beasiswa. Ia berharap bantuan tidak bersifat sementara atau sekadar seremonial.
Menurutnya, keberlanjutan menjadi kunci keberhasilan beasiswa pendidikan Bandar Lampung. Dengan demikian, pelajar dan mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
Undang menekankan penerima beasiswa harus berasal dari keluarga kurang mampu. Namun, aspek ekonomi tidak boleh menjadi satu-satunya indikator.
Ia menilai potensi akademik juga harus menjadi pertimbangan utama. Pelajar dan mahasiswa berprestasi perlu mendapatkan ruang berkembang.
“Pemberian beasiswa harus kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi, tetapi memiliki potensi akademik yang baik,” katanya.
Dorong Penilaian Nonakademik
Selain prestasi akademik, Undang juga mendorong penilaian nonakademik. Aktivitas organisasi dan kepedulian sosial dapat menjadi nilai tambah.
Dia menyarankan agar pemerintah melakukan survei langsung ke keluarga calon penerima. Langkah tersebut efektif memastikan ketepatan sasaran. “Kalau bisa, disurvei kondisi keluarga serta rekam jejak prestasi akademik dan nonakademiknya,” ujarnya.
Menurut Undang, tanggung jawab pendidikan tidak hanya berada di tangan sekolah. Pemerintah daerah harus hadir menjaga keberlanjutan pendidikan warganya.
Ia menegaskan tidak boleh ada anak yang putus sekolah karena persoalan biaya. Padahal, banyak anak memiliki kemampuan akademik yang baik.
Undang juga menyinggung pentingnya kebijakan wajib belajar. Ia menilai wajib belajar idealnya mencakup minimal 12 tahun pendidikan. “Anak-anak wajib belajar seharusnya sudah beranjak ke 12 tahun atau lebih,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh kepala daerah memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Sebab, pendidikan sebagai investasi masa depan daerah.
Menurutnya, beasiswa pelajar dan mahasiswa Bandar Lampung menjadi instrumen penting pemerataan akses pendidikan. Namun, efektivitas tetap bergantung pada ketepatan sasaran.
Ia berharap Pemkot Bandar Lampung terus menyempurnakan sistem seleksi. Evaluasi berkala perlu untuk menjaga kredibilitas program.
Dengan pengelolaan yang tepat, Undang optimistis program beasiswa pemkot mampu mencetak generasi unggul. Harapannya, generasi tersebut mampu berkontribusi bagi pembangunan daerah.








