Bandar Lampung (Lampost.co) — Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung mulai melakukan pembenahan menyeluruh pola pembinaan atlet. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan posisi Lampung di tingkat nasional dengan menargetkan peringkat satu digit pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028.
Poin Penting:
-
KONI Lampung membenahi pola pembinaan atlet untuk mencapai target peringkat satu digit di PON 2028.
-
Memperketat seleksi atlet dan berjenjang.
-
Kolaborasi dengan kampus dan dunia usaha dalam memajukan olahraga.
Ketua Umum KONI Lampung, Taufik Hidayat, mengatakan peningkatan prestasi Lampung dalam dua gelaran PON terakhir menjadi dasar evaluasi sekaligus pijakan untuk menyusun strategi baru yang lebih terukur dan berorientasi jangka panjang. “Secara capaian, Lampung menunjukkan kemajuan. Namun, untuk bersaing di papan atas nasional perlu perubahan pendekatan pembinaan atlet,” ujar Taufik saat jumpa pers di halaman KONI Lampung, PKOR Way Halim, Senin 29 Desember 2025
Pada PON XXI/2021, kontingen Lampung mengoleksi total 36 medali, terdiri dari 14 emas, 10 perak, dan 12 perunggu. Jumlah tersebut meningkat signifikan pada PON XXII tahun 2024 dengan raihan 68 medali, yakni 22 emas, 16 perak, dan 30 perunggu.
Baca juga: Dukungan KONI Sumsel Perkuat Lampung menuju PON 2032
Salah satu fokus pembinaan ke depan adalah mengoptimalkan cabang olahraga yang memiliki banyak nomor pertandingan. Selama ini, cabang beladiri masih mendominasi perolehan medali Lampung.
Menurut Taufik, cabang seperti atletik dan renang yang memiliki puluhan nomor pertandingan belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal kedua cabor berpotensi besar menambah pundi-pundi medali.
“Atletik memiliki hampir 50 nomor, renang sekitar 40. Kalau kita bisa masuk dan bersaing di sana, dampaknya akan sangat besar terhadap peringkat,” katanya.
Seiring perubahan strategi tersebut, KONI Lampung juga akan memperketat proses seleksi atlet di seluruh cabang olahraga. Seleksi tidak hanya untuk PON, tetapi juga untuk kejuaraan nasional lain, termasuk Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas).
“Kami ingin atlet yang benar-benar siap dan terukur. Tidak cukup hanya mengandalkan portofolio, tapi harus melalui seleksi dan pembinaan berjenjang,” ujarnya.
Pengprov Aktif Siapkan Atlet
Ia juga meminta seluruh pengurus cabang olahraga lebih aktif dalam menyiapkan atlet. Selain itu, berani mengikutsertakan mereka dalam berbagai kejuaraan yang telah terjadwal.
Taufik juga menegaskan sistem pembinaan atlet berjenjang tetap menjadi tulang punggung pengembangan prestasi olahraga di Lampung. Kompetisi dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi lebih efektif dalam menjaring dan mematangkan atlet potensial.
“Porkab dan porkot menjadi pintu masuk, kemudian porprov, dan selanjutnya pembinaan atlet menuju PON. Pola ini tetap kami jaga dan perkuat,” ujarnya.
Dengan pembenahan strategi dan fokus pada cabang olahraga bernomor banyak, KONI Lampung optimistis mampu meningkatkan daya saing. Hal itu tentunya dapat merealisasikan target peringkat satu digit pada PON 2028.
KONI Lampung juga meperkuat strategi pembinaan atlet melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi dan dunia usaha. Langkah tersebut untuk mencetak atlet unggul sekaligus mendorong peningkatan prestasi olahraga daerah.
KONI Lampung telah menjalin kerja sama dengan Universitas Lampung (Unila) dan Institut Teknologi Sumatera (Itera). Peran kampus penting dalam mendukung pembinaan atlet, baik dari sisi sumber daya manusia maupun fasilitas olahraga. “Ke depan kerja sama ini akan kami perluas ke kampus lain agar pembinaan atlet berjalan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain akademisi, KONI Lampung juga membuka ruang kemitraan dengan sektor swasta. Dukungan pengusaha pun krusial untuk memperkuat pembinaan dan pembiayaan olahraga prestasi di Lampung.
Dalam kesempatan tersebut, Taufik menyebut KONI Lampung tengah mempersiapkan atlet menghadapi PON Beladiri Tahap II 2026 di Manado. Selain itu, Lampung juga menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah PON Pantai 2026.
Ia optimistis kolaborasi lintas sektor akan membuat pembinaan olahraga Lampung semakin profesional dan kompetitif di tingkat nasional.








