Jakarta (Lampost.co): Harga beras Vietnam di pasar global naik sebesar US$3 hingga US$8 per ton pada minggu lalu. Ia memuncaki harga beras ekpor di dunia. Demikian laporan dari Vietnam News Agency mengutip Asosiasi Pangan Vietnam (VFA), Senin, 6 Mei 2024.
Melansir Xinhua, harga beras pecah 5% di Vietnam, sebesar US$585 (sekitar Rp9,3 juta) per ton, lebih tinggi US$3 per ton untuk jenis yang sama di Thailand. Lalu, US$10 per ton lebih tinggi untuk produk yang sama di Pakistan.
Sementara untuk beras pecah 25% di Vietnam dihargai US$555 per ton. Adapun harga beras pecah 100% di negara ini tetap stabil pada angka US$470 per ton, namun tetap lebih tinggi ketimbang Thailand dan Pakistan.
Vietnam mampu meraup US$2,08 miliar (sekitar Rp32 triliun) hanya dalam empat bulan pertama tahun ini dari mengekspor 3,23 juta ton beras. Angka itu naik 36,5% dalam hal nilai dan 11,7% dari segi volume ketimbang periode yang sama tahun lalu. Hal itu berdasarkan data Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan negeri komunis tersebut.
Produksi beras Vietnam perkiraannya mencapai 43 juta ton pada 2024. Jumlah itu mampu menjamin konsumsi dalam negeri dan memenuhi permintaan ekspor lebih dari 8 juta ton.
Beras Lampung
Terpisah, Kantor Wilayah II Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), memantau perkembangan harga beras di Lampung mulai dari Januari-Maret 2024.
Kepala Kantor Wilayah II Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kanwil II KPPU) Wahyu Bekti Anggoro mengatakan tim rutin memantau harga kebutuhan pokok.
Menurutnya, dari pantauan tersebut terjadi pergerakan harga untuk komoditas beras mulai dari jenis medium hingga premium. Perinciannya, dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp13.900 per kg untuk jenis premium dan medium Rp10.900 per kg.
“Pada Minggu pertama Januari 2024, harga beras premium mengalami kenaikan Rp14.500 per kg. Lalu di Minggu kedua hingga Minggu kelima harga masih tetap. Namun terjadi peningkatan di Minggu pertama Februari menjadi Rp14.800 per kg,” ujar Wahyu Bekti Anggoro, beberapa waktu lalu.