Bandar Lampung (Lampost.co) — Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra bagian selatan (Sumbagsel) meningkatkan pengawasan penyaluran elpiji 3 Kilogram (kg). Hal itu dengan melakukan inspeksi di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) agar penyaluran gas subsidi itu ke masyarakat sesuai takaran.
Area Manager Communication, Relation and CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, mengatakan Pertamina rutin melakukan inspeksi bersama aparat penegak hukum dan Dinas terkait. Hal itu untuk memastikan distribusi energi, baik bahan bakar minyak dan elpiji sesuai kualitas dan kuantitas.
Untuk itu, pengawasan juga hingga ke tingkat Management Walkthrough (MWT) ke Fuel Terminal (FT), Aviation Fuel Terminal (AVT), dan SPBE. Untuk di Lampung sendiri terdapat 15 SPBE PSO dan 2 SPBE NPSO. Adapun rata-rata penyaluran elpiji subsidi selama Mei 2024 mencapai 684 Metrik Ton (MT) per hari.
BACA JUGA: Pertamina Antisipasi Peningkatan Konsumsi BBM saat Libur Waisak
“Pertamina Patra Niaga mewajibkan seluruh SPBE melakukan langkah standar operation procedure (SOP) sebelum pengisian gas ke tabung,” kata Nikho, kepada Lampost.co, 30 Mei 2024.
Dia menguraikan, berat total produk elpiji subsidi 3 kg itu mencapai delapan kilogram. Nilai itu terdiri dari berat tabung lima kilogram dan isi gas tiga kilogram.
Konsumen juga bisa mengetahui cara kesesuaian isi tabung itu saat pembelian. “Apabila membeli elpiji di pangkalan resmi, konsumen dapat menimbang langsung tabungnya,” ujar dia.
Pertamina juga turut mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi pendistribusian elpiji 3 kg agar dapat benar-benar tersalurkan ke masyarakat kurang mampu. Peran aktif masyarakat itu dapat membantu menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah.
“Jika menemukan pangkalan menjual LPG 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET) atau tindakan kecurangan, masyarakat bisa melaporkan melalui PCC 135. Sehingga, kami melalui Agen dapat melakukan tindakan atau sanksi tegas,” ujar dia.
SOP Pengecekan
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan, Firdaus, berharap penyaluran elpiji dapat tertib sejak dari agen dan pangkalan.
Konsumen akhir juga jangan menjual ke yang tidak seharusnya. “Kami juga akan mengedukasi masyarakat agar membeli elpiji subsidi di pangkalan resmi bukan warung-warung,” ujar dia.
Sementara itu, Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Lampung, Bima Kusuma Aji, mengatakan pengecekan bersama itu untuk memantau SOP.
Di antaranya akurasi mesin pengisian sebelum beroperasi dan pengecekan kualitas produk dengan uji lab di terminal elpiji. Lalu pada visual kondisi tabung sebelum pengisian serta proses uji sampling mesin pengisian setiap awal dan pergantian shift.
Termasuk pemasangan seal karet bila tidak ada di tabung, pemasangan tutup pengaman pada segel tabung, dan pengecekan kebocoran tabung sebelum masuk ke truk agen. “Ada juga tahapan pelaksanaan uji sampling tabung setiap hari di SPBE,” ujar Bima.
Dia menambahkan, uji sampling itu terdiri dari tiga tabung di mesin UFM (unit filling machine) atau pengisi gas ke tabung. Tahapan itu berlangsung setiap pagi sebelum beroperasi untuk memastikan setting UFM sesuai dengan ukuran berat isinya, seperti 3 kg.
“Hasil monitor tersebut terkoordinasi dengan SPPBE dan tercatat dalam aplikasi internal Pertamina, termasuk jika ada yang perlu tindak lanjut,” kata dia.