Bandar Lampung (Lampost.co) — Harga cabai di Lampung terus naik dalam dua pekan terakhir. Bahkan, cabai caplak menyentuh harga tertinggi hingga Rp80 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Lampung, Bani Ispriyanto, mengatakan kenaikan harga cabai itu karena beberapa faktor.
Di antaranya berkurangnya stok akibat belum masuknya masa panen menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
BACA JUGA: Harga Cabai di Lampung Selatan Tembus Rp70 Ribu/Kg
“Ada panen cabai tapi tidak banyak karena ini komoditas musiman. Kalau waktu tidak musim panennya sedikit sehingga stok berkurang,” ujar Bani, Selasa, 6 Agustus 2024.
Selain itu, serangan hama dan penyakit menyebabkan gagal panen di sejumlah daerah. Sehingga, turut berdampak pada penurunan jumlah produksi. “Mengurus tanaman cabai ini cukup rumit,” kata dia.
Untuk mengatasi itu, pihaknya menyiapkan strategi pengendalian harga. Mulai dari menjalin koordinasi dengan distributor dan mendatangkan pasokan cabai dari luar provinsi.
“Kami berusaha mendatangkan dari luar daerah, terutama Jawa. Ada juga komunikasi dengan distributor yang akan menyanggupi penambahan stok,” kata dia.
Sementara solusi jangka panjang dengan peningkatan implementasi gerakan tanam cabai serentak. Program itu bisa berjalan secara berkelanjutan sehingga mampu menjawab pemenuhan kebutuhan komoditas cabai di Lampung.
Berdasarkan data prognosa neraca pangan DKPTPH Lampung, proyeksi jumlah ketersediaan cabai rawit pada Agustus mencapai 5.036,4 ton dengan kebutuhan masyarakat 4.017,9 ton. Sementara pasokan cabai besar 2.922,6 ton untuk kebutuhan 2.765,4 ton.