Jakarta (Lampost.co) — Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumber daya keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan menyatakan, seorang ibu menjadi panutan utama bagi anaknya dalam mempengaruhi konsumsi gula.
“Ibu menjadi panutan utama anak sehingga seorang ibu dianjurkan melek (pengetahuan) gizi,” kata dia, Senin, 19 Agustus 2024.
Kebiasaan ibu dalam mengonsumsi gula dapat memengaruhi pola makan anak, terutama dalam hal preferensi terhadap makanan maupun minuman manis.
Baca Juga:
Kemenkes Perketat Regulasi terkait Susu Formula Bayi
Anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua, termasuk kebiasaan makan. Apabila seorang ibu sering mengonsumsi makanan atau minuman manis. Kemungkinan anak akan menganggapnya sebagai hal yang normal dan mengembangkan kebiasaan serupa.
“Ini bisa berdampak pada kesehatan anak dalam jangka panjang, seperti peningkatan risiko obesitas dan penyakit terkait gula lainnya,” ujarnya.
Sehingga kebiasaan makan sehat dan pengetahuan mengenai gizi yang baik dari orang tua sangat penting untuk membentuk pola makan yang baik bagi anak.
“Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, apalagi informasi sekarang ini tersedia di web dengan mudah,” kata Ali.
Menurut Ali, asupan gula yang normal atau proporsional untuk anak usia sekolah adalah 25 gram per hari. Hal ini bisa kita lihat dari berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga. Kemudian kita bagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Untuk makanan kemasan bisa melihat pada label gizi.
Kita ketahui, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap data kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 sampai 18 tahun mengalami kenaikan hingga 70 persen. Data ini IDAI peroleh dalam rentang waktu antara 2010 hingga 2023.