Bandung (Lampost.co)— Puluhan warga Pasirwangi, Garut, Jawa Barat, terpaksa tinggal di tenda pengungsian setelah rumah yang ditinggali mengalami kerusakan seusai gempa bumi yang terjadi pada, Rabu (18/9).
Meski beberapa rumah tidak mengalami kerusakan parah. Namun para penghuni khawatir terjadi gempa susulan dan membuat rumah ambruk.
“Warga yang mengungsi kebanyakan sudah berusia senja dan tidak memungkinkan tinggal di rumah dengan kondisi bangunan rusak berat dan sedang. Mereka terpaksa menempati tenda pengungsian karena khawatir rumah tiba-tiba ambruk,” ujar Kapolsek Pasirwangi Iptu Wahyono Aji di Garut, Kamis, 19 September 2024.
Ia mengatakan, setelah gempa Bandung pertama mengguncang, beberapa kali gempa susulan terjadi. Peristiwa itu yang membuat warga khawatir dan memutuskan untuk mengungsi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar Saeffuloh, mengatakan kerusakan rumah yang terjadi di wilayahnya tersebar di 6 Kecamatan yakni Pasirwangi, Cisurupan, Sukaresmi, Cibiuk, Tarogong Kaler, dan Samarang. Tercatat ada 1.102 rumah yang mengalami kerusakan. Selain itu, 18 fasilitas pendidikan dan 17 rumah ibadah juga rusak.
“Kerusakan paling terjadi di Kecamatan Pasirwangi. Jumlahnya sampai 1.075 rumah,” tutur Aah.
Pusat Gempa
Sebelumnya, gempa yang berpusat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan magnitudo 5,0, Rabu (18/9), menimbulkan kerusakan di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut.
Di wilayah Kabupaten Bandung, kerusakan terjadi di Desa Tarumajaya, Cihawuk dan Cibereum, Kecamatan Kertasari.
Sementara di Kabupaten Garut, kerusakan menimpa rumah warga di Desa Barusari, Pasirwangi, Sarimukti dan Talaga di Kecamatan Pasirwangi, serta Desa Sirnajaya di Kecamatan Tarogong Kaler.
“Sampai siang ini, di Kabupaten Bandung sudah tercatat 4 fasilitas umum yang rusak. Terdiri dari fasilitas kesehatan, polsek, dan bangunan KUA. Sementara di Garut jumlah rumah yang rusak mencapai 7 unit dan satu sarana pendidikan,” papar Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Hadi Rahmat.
Sejumlah warga juga di laporkan menderita luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka sudah membawanya ke Rumah Sakit Bedas Kertasari dan Puskesmas Kertasari untuk pengobatan.
Saat ini, lanjutnya, BPBD masih terus melakukan asesmen di sejumlah desa di Kabupaten Bandung dan Garut, untuk menginventarisasi kerusakan akibat gempa.
Di Kabupaten Bandung, sejumlah warga juga mengalami trauma dan tidak berani masuk rumah. Mereka memilih berkumpul di lapangan kantor Kecamatan Kertasari.
“Kami sudah meminta warga untuk tenang dan tidak panik. Mereka harus mengikuti petunjuk petugas yang berwenang di lapangan,” tambah Hadi.