Jakarta (Bandar Lampung)— Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti-Sainstek), Satryo Brodjonegoro, menyatakan akan menerapkan metode pembelajaran baru di perguruan tinggi. Hal ini untuk mendorong kemampuan berpikir kritis generasi muda.
Menurutnya, transformasi dalam metodologi pendidikan sangat perlu, menggeser fokus dari sekadar menghafal ke pengembangan pemikiran kritis.
Satryo menjelaskan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja.
Selain itu, pemberdayaan institusi pendidikan tinggi akan ia lakukan agar mereka memiliki kebebasan untuk berkembang. “Dengan menekankan bahwa setiap perguruan tinggi memiliki keunikan masing-masing yang penting untuk kesuksesan,” ucap Satryo.
Ia juga menegaskan bahwa ia bakal melanjutkan kebijakan yang telah mantan Menteri Nadiem Makarim rintis, tanpa melakukan perubahan besar.
Satryo, yang pernah menjabat sebagai Dirjen Dikti pada periode 1999-2007, berkomitmen untuk menjaga agar proses pendidikan tinggi tidak stagnan. Yakni dengan terus memperbaiki hal-hal yang perlu di tingkatkan secara bertahap. “Perbaiki mana yang harus perbaiki. Perbaikan sambil jalan karena pendidikan itu proses yang berjalan,” tuturnya.
Biaya Pendidikan Tinggi
Selain itu juga, ia juga menyoroti biaya pendidikan tinggi yang mahal menjadi isu yang ramai dibahas belakangan ini. Terutama setelah uang kuliah tunggal (UKT) di beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) sempat mengalami kenaikan drastis sebelum akhirnya di batalkan.
Menanggapi masalah tersebut, Satryo menegaskan kebijakan yang akan ia ambil ke depan harus memungkinkan semua anak-anak untuk mengakses pendidikan tinggi.
Menurutnya, tidak boleh ada anak yang tidak bisa belajar karena masalah ekonomi. “Negara wajib membantu mereka yang ingin dan mampu belajar, tapi kekurangan secara ekonomi. Tidak boleh ada anak yang tidak bisa belajar, negara akan membantu,” ujarnya setelah pelantikan di Istana Negara pada, Senin, 21 Oktober 2024.
Satryo juga menekankan pentingnya memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak berprestasi. Agar mereka dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia di masa depan