Metro (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro memberikan pembekalan terhadap kaum disabilitas dengan keterampilan desain grafis. Pembekalan diberikan kepada 50 orang dari enam sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Bumi Sai Wawai.
Wali Kota Metro, Wahdi Sirajuddin mengatakan pembekalan ini merupakan implementasi penetapan Metro yang menjadi pusat kegiatan wilayah (PKW) di Lampung. “Kami mampu dan mempunyai tujuan yang baik sehingga tidak ada SDM yang tertinggal di Metro,” kata dia, Selasa, 22 November 2022.
Baca juga: Dinas PUTR Harus Tindak Lanjuti Kerusakan Jalan Nusantara
Dia menambahkan sebagai kota inklusif, Metro harus menghadirkan seluruh pelayanan serta tenaga kerja yang berkompeten. Oleh sebab itu, kaum disabilitas perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan dan skill yang mumpuni.
“Pada dasarnya, nanti pada 2045 masuk dalam bonus demografi. Sehingga kita harus mempersiapkan SDM yang mampu. Metro harus menunjukkan jati diri sebagai wilayah yang punya kemandirian dan tidak ketergantungan,” ujarnya.
Wahdi menyebutkan di mana pun tempat, kaum disabilitas itu harus mendapatkan tempat yang tepat. Selain pendidikan formal, mereka juga harus mengikuti pendidikan nonformal, seperti pelatihan ini.
“Tentu sama perlakuannya kepada siapa pun juga dan diberikan kesempatan sesuai dengan penempatan yang tepat. Bahkan, di perusahaan sudah ada aturannya untuk memperkerjakan setidaknya satu persen kaum disabilitas,” katanya.
“Saya kira ke depan arahnya memanusiakan semuanya. Bahkan, di beberapa OPD di Metro sudah memberikan kesempatan kepada kaum disabilitas untuk bekerja di lingkup pemerintahan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Metro, Komaruddin mengatakan, pelatihan tersebut merupakan suatu dorongan agar kaum disabilitas memiliki kesempatan yang sama dalam menjalani kehidupan. “Kami mendorong kapasitas SDM-nya dengan harapan mereka memiliki skill dan keterampilan agar bisa bekerja secara maksimal,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Metro Hanif. Pihaknya mendukung program ini sehingga selalu menjalin komunikasi dengan Disnakertrans sebagai bagian dari tim pendidikan.
“Intinya kami mendorong kaum disabilitas agar bisa diterima di perusahaan dengan catatan sudah memenuhi syarat dan kualifikasi sendiri,” ujarnya.
Dia menyebut kaum disabilitas harus memenuhi syarat untuk mendapatkan bekerja, salah satunya telah menyelesaikan pelatihan dan memiliki skill. “Nantinya kami akan mencari perusahaan di Metro yang menerima tenaga kerja dari kaum disabilitas. Itu sudah sesuai dengan aturan menteri Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Discussion about this post