Bandar Lampung (Lmapost.co)— Cuaca di Kota Bandar Lampung saat ini sangat tidak menentu dan sulit ditebak. Terkadang mendung dan hujan terkadang panas yang cukup tinggi, Bandar Lampung baru-baru ini tercatat sebagai salah satu kota terpanas di Asia Tenggara, menurut analisis dari Climate Central.
Dalam periode Juni-Agustus 2024, kota ini mengalami suhu ekstrem, menempatkannya di peringkat keempat bersama tiga kota lain di Indonesia—Makassar, Sumedang, dan Palembang.
Kondisi ini pemicunya adalah perubahan iklim yang memperburuk peningkatan suhu di wilayah tersebut. Dengan dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kehidupan sehari-hari penduduk . Ditambah lagi isu perubahan iklim dan efek rumah kaca yang begitu gencar dalam 1 dekade terakhir.
Tenaga Ahli Hidrologi Forensik Institut Teknologi Sumatera,Muhammad Hakiem Sedo Putra, menyatakan akumulasi rata-rata data hujan 10 tahun terakhir memang cukup kecil yaitu 157.7025 mm/tahun.
Ini menunjukkan bahwa curah hujan di Bandar Lampung masih tergolong rendah. Linier dengan data curah hujan, suhu udara Bandar Lampung 10 tahun terakhir juga cukup tinggi yaitu 28.067 °C/tahun.
“Untuk mayoritas masyarakat, tentu suhu ini cukup panas dan tidak nyaman,”kata Hakiem.
Menurutnya, berdasarkan hasil analisa perhitungan yang pihaknya lakukan, menunjukan Bandar Lampung tahun ini, bulan basah terjadi pada Januari-April. Begitu juga November-Desember dengan kategori ringan atau tidak ada (kekeringan <16,7%).
Kemudian Mei-Oktober terjadi bulan kering dengan kategori ringan, sedang, hingga berat yang terjadi pada Oktober. Yaitu kekeringan sebesar 42,97 % dengan awalan kekeringan pada September dengan kategori sedang sebesar 18,66 %.
” Dari hasil di atas memberikan gambaran kepada kita terhadap cuaca yang akan kita hadapi pada bulan ini sampai Oktober, bahkan hingga akhir tahun nanti,” ungkap Hakiem.
Hal ini tentu menyebabkan sedikit gangguan dalam kehidupan. Seperti kenyamanan dalam beraktivitas, kebutuhan pokok dan domestik sehari-hari seperti air, pangan dan lain sebagainya.
“Khususnya air domestik yang kita gunakan sehari-hari di rumah, tentu akan mengalami penyusutan yang cukup signifikan. Namun masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu terlalu cemas karena Bandar Lampung sendiri akan mendapat bantu dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penyediaan air bersih maupun bencana lainnya,” sebutnya.
Distribusi Air Bersih
Berdasarkan data dari BPBD 2023, terjadi permintaan penyaluran air bersih yang cukup tinggi dengan total mencapai 1244 mobil penyaluran air bersih.
Kemudian, dalam rentang Agustus-Desember 2023, jumlah total liter air yang BPBD salurkan mencapai 6.834.000 liter. Di antara 20 kecamatan yang tersebar di Kota Bandar Lampung, wilayah Kecamatan Sukabumi dan Sukarame menjadi wilayah terparah. Masing-masing wilayah tersebut terjadi 306 dan 222 permintaan mobil penyaluran air bersih.
Pengelolaan Air
Dengan kondisi tersebut, hal yang dapat kita lakukan dalam menghadapi cuaca seperti ini yakni perlunya kesadaran masyarakat dan memerlukan tindakan proaktif dalam pengelolaan air. Pelestarian lingkungan, dan adaptasi terhadap kondisi iklim yang kering. Beberapa langkah yang bisa kita lakukan dari diri sendiri untuk mengurangi dampak kekeringan antara lain.
Pengelolaan sumberdaya air, salah satunya dengan penggunaan air dengan lebih bijak. Yakni dengan cara menghemat penggunaan air, serta tidak menggunakannya secara terus menerus.
Kemudian, pemulihan dan perlindungan sumberdaya alam seperti rehabilitasi hutan dan pelestarian alam. Pemanfaatan alternatif air, seperti pemanenan air hujan dengan cara menampungnya kemudian dapat menggunakan kembali. Seperti mencuci, menyiram tanaman dan sebagainya.
“Kesadaran diri harus lebih di tingkatkan tentang kesehatan lingkungan dan koservasi alam. Yakni dengan cara merawat alam, tentu akan menimbulkan timbal balik yang baik antara alam dan manusia,”tegansya
Selain itu juga mengikuti imbauan dari pemerintah dan pihak berwenang. Terkait menjaga lingkungan pengelolaan sumber daya air dan lainnya guna kelestarian hidup. Serta keberlanjutan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat Bandar Lampung.