Bandar Lampung (Lampost.co) — Bank Lampung memperkuat perannya dalam sektor produktif melalui kredit usaha rakyat (KUR) untuk program alih komoditas singkong ke jagung. Program itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani.
Direktur Utama Bank Lampung, Mahdi Yusuf, menjelaskan pihaknya mendapat penugasan dari Gubernur Lampung untuk menyalurkan KUR pada program alih komoditas tersebut.
“Salah satu core bisnis adalah kredit pegawai, tapi tidak hanya itu saja. Kami mendapat penugasan dari Gubernur untuk memegang KUR program alih komoditas singkong ke jagung. Ini sedang berjalan,” ujar Mahdi, saat Podcast Bung Is Menyapa di Studio Lampung Post, Kamis, 23 Oktober 2025.
Program itu berjalan di beberapa kabupaten prioritas, seperti Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Tulangbawang. Pihaknya menargetkan dapat menyalurkan KUR ke hampir 20 ribu hektare lahan sejak awal Oktober lalu.
“Kami bekerjasama dengan DKPTPH provinsi dan kabupaten/kota. Kami juga sedang meminta data dari gapoktan per individu untuk mendata mana yang bisa terajukan kredit untuk program ini,” kata dia.
Menurutnya, peralihan komoditas tanam dari singkong ke jagung memberi keuntungan signifikan bagi petani. Masa tanam jagung yang hanya sekitar 3–4 bulan daripada singkong yang membutuhkan sembilan bulan untuk panen.
Petani bisa melakukan hingga tiga kali masa tanam dalam setahun. Hal itu mendorong peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.
“Kami dukung petani untuk terlibat dalam program ini melalui KUR dari satu tahun hanya satu kali panen, sekarang bisa tiga kali. Ini juga meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelasnya.
KUR Beri Kemudahan Pembiayaan Petani
Program KUR memberi kemudahan pembiayaan bagi petani. Untuk kategori kredit di bawah Rp100 juta maka tidak perlu menyertakan agunan. Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi bunga sehingga petani hanya membayar 3–6 persen bunga, meski bunga asli mencapai 16 persen.
“Program pemerintah ini mendorong dari yang sebelumnya unbankable jadi bankable sehingga kesejahteraan petani meningkat. Untuk supermikro di bawah 10 juta, bunganya hanya 3 persen, sedangkan subsidi bunga 10 persen akan pemerintah yang bayarkan,” pungkasnya.








