Bandar Lampung (Lampost.co) — Program bank sampah sekolah inisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung menjadi salah satu bentuk penerapan literasi keuangan berbasis lingkungan di kalangan pelajar. Kegiatan itu mengajak siswa untuk mengelola sampah bernilai ekonomi sambil belajar menabung dan berperilaku bijak secara finansial.
Sekretaris Dinas Pendidikan Lampung, Laila Soraya, mengatakan kegiatan tersebut menjadi sarana pembinaan karakter siswa. Hal itu dengan menanamkan nilai kedisiplinan, gotong royong, kreativitas, serta semangat kewirausahaan.
“Bank sampah sekolah bukan sekadar kegiatan tambahan. Tapi, wadah bagi siswa untuk belajar mengelola hasil dari sampah secara produktif dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan itu juga mendorong tumbuhnya generasi muda yang cerdas finansial, peduli lingkungan, dan memiliki daya saing dalam mendukung ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Forum CSR Lampung, Yayan Sopian, mengatakan kegiatan bank sampah sekolah sebagai upaya membentuk generasi muda yang peduli lingkungan. Selain itu, tangguh menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Anak-anak ini the next young green leaders. Mereka belajar tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga mengelola hasilnya untuk hal produktif dan bermanfaat,” tuturnya.