Bandar Lampung (Lampost.co)–Bulan Ramadan tak hanya membawa kedamaian dan keberkahan, tetapi juga keceriaan dan antusiasme bagi masyarakat. Salah satu momen yang tak bisa terlupakan adalah berburu takjil, ketika senja datang dan waktu berbuka puasa semakin dekat.
Takjil, yang menjadi kudapan wajib di saat berbuka, menjadi incaran para pedagang dadakan yang siap menyambut pengunjung dengan berbagai sajian lezat. Di balik kesibukan menyongsong berkah Ramadan, kisah para pedagang takjil bisa menjadi menarik untuk dibaca.
Salah satu kisah itu milik Lita Rina (38), seorang pedagang bakso tusuk di Jalan H Komaruddin, Rajabasa Raya, Bandar Lampung (belakang kampus Polinela). Awal puasa yang tinggal menghitung hari ini menjadi peluang emas baginya untuk mendulang cuan.
Lita menceritakan bahwa berdasarkan pengalamannya selama berjualan, bulan puasa merupakan momentum yang tidak bisa terlewatkan untuk meraup cuan.
Wanita asal Kotabumi itu menyebut, bahwa pada saat bulan ramadan, banyak masyarakat yang berbondong-bondong berburu makanan untuk bahan berbuka. Hal ini tentu membuat omset penjualannya bisa meningkat drastis dari hari-hari biasa.
“Kalau hari biasa, paling antara Rp100-Rp200 ribu, atau kalau Minggu itu paping banyak Rp500 ribu sehari. Kalau puasa yaa bisa jauh lebih dari itu. Makanya produksi juga ada kemungkinan bertambah,” kata Lita kepada Lampost.co pada Jum’at, 8 Maret 2024.
Puasa di Jalan Demi Raih Cuan
Pada saat bulan puasa tiba, Lita menuturkan bahwa biasanya ia akan mulai memajang dagangannya pada pukul 2 siang sampai pukul 8 malam. Ia pun mengaku tak keberatan jika harus berbuka puasa di jalan, jika memang pendapatannya cukup menggiurkan.
“Yaa gak masalah kalau harus puasa di sini, yang penting jualan habis,” katanya.
Selain menjual dagangannya secara langsung, Lita juga mengaku dalam beberapa kesempatan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya. Hal itu ia lakukan sebab ia sadar bahwa media sosial menjadi cara yang cukup efektif untuk menggaet pembeli.
“Ya alhamdulillah ada aja kenalan yang abis liat status saya, langsung datang ke sini beli. Tapi memang gak sering-sering postingnya, lebih ke status WA aja,” kata dia.
Selain Lita, di lokasi tersebut ada banyak pedagang kaki lima lainnya yang juga kerap mencari peruntungan di bulan ramadan. Berbagai jenis dagangannya pun beragam dari mulai makanan berat hingga jajanan ringan. Seperti, sosis bakar, siomay, batagor, empek-empek, es buah, corndog, gorengan, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, penjual jajajan pasar di Jalan Bumi Manti Kampung Baru, Andrian (29) mengatakan sejak tiga tahun terakhir sudah mulai berjualan aneka jajanan. Jajanan itu mulai dari risol, putu ayu, brownies, karoket, hingga aneka gorengan.
Saat bulan puasa, Andrian mengaku biasanya tak butuh waktu lama untuk menghabiskan dagangannya itu. Lokasi jualannya yang dekat dengan permukiman mahasiswa membuat dagangannya kian laris diburu pembeli.
“Buka biasanya sekitar habis ashar, kalau rame sebelum magrib itu udah bisa pulang,” kata dia.
Untuk urusan kebersihan, Andrian mengaku bahwa dirinya tak bisa abai. Sehingga untuk menjaga kehigienisan makanan, ia menggunakan sarung tangan serta alat penjepit untuk melayani pembeli. Sementara untuk menghindari kerumunan lalat dan semut, ia juga membawa penutup makanan yang ia buat dari pembungkus plastik.
“Kalau saya kebersihan ya harus diutamakan, jadi biar pelanggan juga puas dan gak ragu buat beli,” katanya.