Bandar Lampung (Lampost.co) — Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung mencatat capaian positif dalam program penyerapan gabah dari petani lokal tahun 2025.
Dari target 155.071 ton, realisasi penyerapan hingga 23 September 2025 sudah mencapai 172.048 ton atau 110 persen dari target yang Bulog tetapkan.
Program ini merupakan bagian dari penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Perum Bulog untuk menyerap sebanyak 3 juta ton gabah kering panen (GKP) setara beras secara nasional.
Baca Juga:
Pemprov Lampung Perketat Pengawasan Distribusi Gabah
Di Lampung, penyerapan dilakukan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, berlaku bila harga di tingkat petani sama atau di bawah HPP.
Penyerapan gabah ini mereka laksanakan sepanjang masa panen gadu, yaitu dari September hingga Desember 2025. Bulog hanya membeli gabah yang sudah siap panen guna memastikan kualitas beras yang masuk ke Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
“Pencapaian ini menunjukkan komitmen Bulog Lampung dalam mendukung kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas pangan. Kami membeli gabah petani dengan harga yang menguntungkan agar nilai tukar petani tetap terjaga. Sementara stok beras nasional juga aman,” kata Pimpinan Wilayah Bulog Kanwil Lampung, Rindo Safutra, Kamis, 25 September 2025.
Selain menyerap gabah, Bulog Lampung juga gencar menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh daerah. Langkah ini penting untuk meredam potensi lonjakan harga beras di tingkat konsumen.
“Selain menjaga harga di tingkat petani, kami juga memastikan harga beras tetap stabil di pasar. SPHP terus kami dorong agar masyarakat tetap bisa membeli beras dengan harga terjangkau,” tambah Rindo.
Sehingga dengan realisasi penyerapan yang sudah melampaui target, Bulog Lampung optimistis ketersediaan beras di wilayahnya aman hingga akhir tahun. Serta sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.