Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung membidik Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya sebagai komoditas ekspor unggulan.
Hal itu tersampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung, Evie Fatmawaty. Ia mengatakan, CPO memiliki potensi yang besar untuk terolah menjadi produk turunan. Apalagi dengan nilai tambah yang tinggi.
“Salah satunya dalam bentuk biodiesel yang merupakan energi terbarukan untuk masa depan,” ujarnya, Kamis, 12 Juni 2025.
Kemudian Pemerintah Provinsi Lampung juga menjaring investasi dari berbagai sumber. Ini untuk mendorong hilirisasi CPO agar menciptakan produk bernilai tambah sebagai komoditas ekspor unggulan.
“Beberapa waktu lalu kami menerima kunjungan dari Duta Besar UAE dan Switzerland terkait investasi. Mereka mau membangun pabrik gliserin dan edible oil,” jelasnya.
Í
Selanjutnya Evie menambahkan, nilai ekspor Provinsi Lampung pada tahun 2024 mencapai 5.88 juta USD atau meningkat 20.3 persen year on year (yoy). Peningkatan tersebut tersokong oleh komoditas CPO dan turunan sawit, kopi robusta, dan lada hitam.
Selanjutnya pihaknya kini tengah mendorong hilirisasi komoditas-komoditas unggulan untuk orientasi ekspor. Melalui pengembangan kawasan industri serta penjajakan dan perluasan pasar ekspor.
“Kami juga beri pelatihan dan fasilitasi untuk peningkatan kapasitas dan dukungan teknologi,” katanya.
Kemudian peningkatan kapasitas UMKM menjadi fokus Pemprov Lampung. Ini agar mampu meningkatkan kualitas produk dan siap bersaing pada pasar ekspor. Termasuk meningkatkan digitalisasi UMKM dengan mengoptimalkan e-commerce pada ranah lokal maupun internasional.
“Selain memberikan pembekalan, kami bukakan akses pasar bagi eksportir dan calon eksportir UMKM,” katanya.